TERAS BERITA.ID, Bojonegoro – Petani di Kabupaten Bojonegoro yang terkena banjir akibat jebolnya tanggul Kali Ingas, anak Sungai Bengawan Solo di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur (21/1)
Tetap melakukan panen padi. Banjir yang merendam lahan milik warga di Kecamatan Kanor dan Kecamatan Baureno itu sempat menyebabkan terendamnya ratusan hektar lahan pertanian.
Menindaklanjuti kondisi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melakukan gerak cepat guna melakukan pemantauan dan koordinasi dengan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat dan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP) wilayah kerja Bojonegoro serta melakukan langkah kongret agar petani tetap panen padi.
Sesuai hasil pemantauan dan pendampingan POPT Kecamatan Kanor, Suko Wahyu Widarto, pertanaman padi yang sempat terendam banjir di Desa Kedungprimpen tidak ada yang mengalami puso.
“Alhamdulillah banjir cepat surut dan pertanaman padi tetap bisa dipanen dengan hasil normal seperti biasanya,” ujar Suko di lahan persawahan Kanor, Selasa (15/2/22).
Sementara itu, Lilik Suharto selaku Koordinator POPT Kabupaten Bojonegoro menambahkan selain Kecamatan Kanor, air limpahan tanggul Kali Ingas juga sempat merendam ratusan hektar pertanaman di 14 desa Kecamatan Baureno.
“Perkembangan tanaman padi sampai saat ini belum menunjukkan keadaan puso dan selanjutnya akan tetap kami pantau dan laporkan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala LPHP Bojonegoro, Achmad Fadlori. Ia menuturkan sebagian besar banjir di Kecamatan Baureno surut setelah sehari merendam pertanaman. Tanaman yang terendam berumur sekitar 50 hingga 80 Hari Setelah Tanam (HST).
“Alhamdulillah dampak banjirnya tidak merusak pertanaman padi. Sekarang tanaman telah pulih dan siap panen,” cetusnya.
Pada kesempatan yang lain, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, M. Takdir Mulyadi mengungkapkan Kementan selalu siap membantu petani yang terdampak banjir. Kementan telah menyiapkan berbagai bantuan dan program yang langsung menyentuh petani yang terkena dampak banjir.
“Kami telah menyiapkan bantuan benih bagi petani terdampak banjir dan siap mendampingi proses klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani yang terdaftar asuransi,” ucap Takdir.
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan Kementan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk antisipasi dan mitigasi dampak La Nina sesuai instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Mapping daerah rawan banjir, early warning system dengan rutin memantau informasi dari BMKG, mengaktifkan Brigade La Nina, pompanisasi in-out dari sawah, normalisasi saluran irigasi tersier/kuarter, menggunakan benih toleran genangan dan menggunakan AUTP/bantuan benih padi puso.
“Langkah selanjutnya yaitu mengkompensasi luas tanam di daerah lain atau tidak terkena La Nina, antisipasi panen raya saat hujan dengan alsin panen dan pasca panen yaitu dryer dan RMU (pengering dan penggilingan padi),” tutup Suwandi. (Acan)