Teras Berita
No Result
View All Result
  • News
    • Pemda
    • Pemerintahan
  • BUMN
    • BUMDes
    • BUMD
  • Keuangan
    • Asuransi
    • CSR
  • Ekonomi Bisnis
  • Infrastruktur
  • Teras Kita
  • Teras Muslim
  • Tokoh Publik
  • UMKM
  • Wisata Budaya
  • News
    • Pemda
    • Pemerintahan
  • BUMN
    • BUMDes
    • BUMD
  • Keuangan
    • Asuransi
    • CSR
  • Ekonomi Bisnis
  • Infrastruktur
  • Teras Kita
  • Teras Muslim
  • Tokoh Publik
  • UMKM
  • Wisata Budaya
No Result
View All Result
Teras Berita
No Result
View All Result
Home Ekonomi Bisnis

Kemenperin: Selama Pandemi Permintaan Produk Bernutrisi Meningkat

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Teras Berita.ID – Industri pengolahan susu masih memiliki prospek bisnis yang cukup cerah ke depannya, seiring dengan potensi meningkatnya konsumsi produk susu di tanah air.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian fokus terhadap kebijakan dan program strategis dalam pengembangan industri pengolahan susu agar bisa lebih produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

“Beberapa potensi lainnya, di antaranya adalah meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan bertumbuhnya kelas menengah, bertransformasinya gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, dan juga meningkatnya permintaan produk bernutrisi tinggi selama pandemi Covid-19,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin (6/12/21).

Plt. Dirjen Industri Agro menegaskan, pihaknya sedang berupaya keras memacu produktivitas susu segar dalam negeri (SSDN) guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu. Hal ini sekaligus untuk mengurangi impor susu segar.

“Saat ini, pasokan susu segar dari dalam negeri sekitar 22 persen. Jadi, kami turut berperan aktif mengakselerasi kebijakan substitusi impor sebesar 35 persen tahun 2022,” ungkapnya.

Putu menyebutkan, salah satu tantangan saat ini dalam pengembangan produksi SSDN, yaitu produktivitas susu segar dari sapi perah rakyat hanya 8-12 liter per ekor per hari. Sementara itu, secara best practice-nya, yang ideal bisa mencapai 30 liter per ekor per hari.

“Kalau kita bisa meningkatkan produksi susu segar ini, tentunya akan meningkatkan juga pendapatan para peternak sapi lokal,” tuturnya.

Guna mengatasi tantangan untuk memacu produksi SSDN, menurut Putu, salah satu kuncinya adalah penyediaan pakan hijauan berkualitas.

“Setelah kami belajar dari para praktisi dan akademisi, pakan hijauan menjadi faktor penting dalam menggenjot produksi susu segar dari sapi perah,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Kemenperin mendorong industri pengolahan susu dapat ikut berkontribusi membudidayakan pakan hijauan, dan Kemenperin juga memacu investasi industri pengolahan pakan hijauan guna menumbuhkan sektor tersebut.

“Artinya, ada upaya penciptaan wirausaha dan peluang bisnis baru. Kalau kita bisa menghasilkan pakan hijauan yang berkualitas dan kompetitif, akan mendongkrak produktivitas industri pengolahan susu di tanah air. Apalagi, investasi di sektor industri pengolahan susu terus tumbuh,” papar Putu.

Oleh karenanya, Kemenperin akan mengembangkan pengolahan pakan hijauan, khususnya industri yang terintegrasi dengan bahan baku pakannya. Upaya ini diyakini dapat memberikan efek ekonomi luas, dari peternak sapi perah lokal, koperasi, hingga industri.

“Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait. Dalam hal ini, Kemenperin sudah punya MoU dengan Kementerian Pertanian, yang bisa ditindaklanjuti kerja samanya,” tegas Putu.

Dosen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Marjuki menyampaikan bahwa kendala utama dalam peternakan sapi perah adalah bibit dan pakannya.

“Untuk ketersediaan bibit unggul saat ini sudah mulai baik, mulai dari sapi potong hingga sapi perah,” ujarnya.

Marjuki sependapat, ketersediaan pakan hijauan menjadi faktor penting dalam meningkatkan produksi SSDN. “Pakan itu terdiri dari dua, yaitu konsentrat dan hijauan. Untuk konsentrat, menurut kami, saat ini lebih mudah didapatkan karena sumber bahan bakunya bisa dari mana saja,” terangnya.

Oleh sebab itu, solusi pakan menjadi hal yang mendesak, khususnya yang ruminansia. “Karena di dalam negeri belum banyak yang membudidayakan pakan hijauan. Walaupun dari petani kita sudah ada yang mengembangkan, tetapi dari kuantitas dan kualitasnya masih belum memenuhi,” tandasnya.

Menurut Marjuki, pengembangan industri pakan hijauan menjadi program strategis bagi Kemenperin karena dinilai dapat mendukung produktivitas industri pengolahan susu.

“Jadi, sangat penting untuk menumbuhkan industri pengolahan pakan hijauan ini. Apalagi, kita punya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakannya,” ungkapnya.

Tags: Dirjen Industri Argo Kemenperin RIProduk Susu

Related Posts

No Content Available
Next Post

Berdayakan Zakat Wakaf, Pemerintah Fokus Tiga Isu Ini

Please login to join discussion
Pemda

Sungai Pebayuran Dinormalisasi, Ini Alasan Pemkab Bekasi

Mei 9, 2025

TerasBerita.id - Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kabupaten Bekasi tengah melaksanakan kegiatan normalisasi sungai di...

Read more

Dokter Forensik Ungkap Proses Ekshumasi Soleh Darmawan Korban TPPO Kamboja 

Mei 9, 2025

Wamen Koperasi dan UKM RI Dijadwalkan Berkunjung Ke Sambas, Agenda Peluncuran Kopdes Merah Putih

Mei 8, 2025

Launching Kopdes Merah Putih di Sambas, Pemda Sambas Terima Kunjungan dari Dirut LPDB

Mei 8, 2025

Sepak Bola Persikasi: Dari Berdirinya hingga Menjadi Tim yang Diperhitungkan

Mei 8, 2025

seedbacklink

Seedbacklink

Teras Berita

Jalan MT Haryono Kav 10
Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta

Follow us

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Home Page 1
    • Home Page 2
  • News
  • Politics
  • National
  • Business
  • World
  • Entertainment
  • Fashion
  • Food
  • Health
  • Lifestyle
  • Opinion
  • Science
  • Tech
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Go to mobile version