Teras Berita.ID -Paparan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO), menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menguat, bahkan mulai mendekati perolehan elektabilitas Ridwan Kamil yang selama ini konsisten berada di dalam 5 besar tokoh nasional populer.
Zulkifli Hasan dalam simulasi keterpilihan 30 tokoh yang ditawarkan, menduduki posisi ke tujuh dengan angka 4.2 persen, meninggalkan elit Parpol PDIP cukup jauh, yakni Puan Maharani yang hanya memperoleh 2.9 persen. Zulkifli Hasan tepat di bawah Ridwan Kamil yang memperoleh angka keterpilihan 7.5 persen pada posisi ke enam.
Sementara nama lain yang terbiasa di urutan teratas terjadi perubahan, Ganjar Pranowo hanya sanggup berada di urutan ketiga dengan 11.6 persen, tertinggal dari Sandiaga Salahudin Uno pada urutan ke dua dengan 13.8 persen, dan posisi puncak diduduki Anies Baswedan sebesar 21.3 persen.
“Situasi ini menggambarkan jika popularitas di dunia maya, belum tentu sinergi dengan realitas di masyarakat secara umum. Bisa kita ambil contoh, Zulkifli Hasan selama ini hampir tidak pernah masuk dalam nominasi bahkan 10 besar, tetapi ketika IPO menawarkan kepada publik dalam survei, ia cukup dikenal dan disukai, tentu berimbas pada peningkatan elektabilitas,”jelas Catur Nugroho.
Lebih lanjut, Catur Nugroho menuturkan jika nama-nama tokoh yang ditawarkan pada publik hanya 15 nama, tidak banyak mengubah posisi, tetapi mempengaruhi angka presentase. Zulkifli Hasan dengan 4.3 persen tetap konsisten lebih unggul dari Puan Maharani sebesar 3.5 persen.
Berkurangnya 15 nama berpengaruh signifikan pada perolehan angka pada Ganjar Pranowo menjadi 14.8 lebih unggul dari Sandiaga Uno yang hanya 13.9 persen.
“Beberapa tokoh yang hilang dari simulai 30 nama, semisal Tri Rismaharini, Luhut Binsar Pandjaitan, atau Andika Perkasa, mengalihkan pilihan pada Ganjar Pranowo. Itulah sebab ia kembali ungguli Sandiaga Uno,” imbuhnya.
Menurut Catur, bertahannya posisi Zulkifli Hasan di posisi kelas tengah menandai keberhasilan konsolidasi ditingkat masyarakat.
Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada keterpilihan Puan Maharani, meskipun ada peningkatan tetapi masih cukup tertinggal. Sementara Airlangga Hartarto justru cenderung kembali menurun.
“Bisa saja apa yang terjadi di kelas masyarakat berbeda, antara riuhnya media sosial dengan riuhnya realitas. Sehingga Zulkifli Hasan mampu menembus perolehan kelas menengah, jauh lebih baik dibanding Puan Maharani atau Airlangga Hartarto,” tutup Catur Nugroho.