Teras Berita
No Result
View All Result
  • News
    • Pemda
    • Pemerintahan
  • BUMN
    • BUMDes
    • BUMD
  • Keuangan
    • Asuransi
    • CSR
  • Ekonomi Bisnis
  • Infrastruktur
  • Teras Kita
  • Teras Muslim
  • Tokoh Publik
  • UMKM
  • Wisata Budaya
  • News
    • Pemda
    • Pemerintahan
  • BUMN
    • BUMDes
    • BUMD
  • Keuangan
    • Asuransi
    • CSR
  • Ekonomi Bisnis
  • Infrastruktur
  • Teras Kita
  • Teras Muslim
  • Tokoh Publik
  • UMKM
  • Wisata Budaya
No Result
View All Result
Teras Berita
No Result
View All Result
Home News

Kekerasan di Pesantren adalah Puncak Gunung Es

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

TerasBerita.id, Nasional – Menyambut Hari Santri Nasional, Perguruan Attaqwa menggelar seminar bertajuk Pesantren Ramah Anak Upaya Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak di Pondok Pesantren di Aula Yayasan Attaqwa (24/10). Acara dihadiri oleh 124 pengasuh dari 47 pondok pesantren di Kabupaten Bekasi.

Kegiatan seminar dibuka oleh Pimpinan Perguruan, Dr. KH. Irfan Mas’ud, MA., dan menghadirkan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Dr. Basnang Said, Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia Dr. Aris Adi Leksono, Ketua Program Studi PGMI UIN Syarif Hidayatullah Dr. Dindin Ridwanudin, Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Dr. Dewi Purnamawati, Women Crisis Center Bale Perempuan Bekasi Asma’ul Khusnaeny, dan Direktur Rahima Pera Sopariyanti.

Dalam sambutannya, kiai Irfan menjelaskan bahwa kegiatan seminar ini merupakan respon Perguruan Attaqwa atas hadirnya Keputusan Dirjen Pendidikan Islam tentang pesantren ramah anak.

Menurutnya, kebijakan ini sangat penting, sebab banyak orang beranggapan bahwa pesantren itu tidak ramah anak, atau pola pendidikan di pesantren menggunakan kekerasan.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, sebab kekerasan di pesantren tidak sejalan dengan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin, yang salah satunya adalah penggunaan kasih sayang bukan kekerasan.

Hadirnya kebijakan pesantren ramah anak diharapkan mampu menjadi jalan keluar bagi para pengelola pesantren yang selama ini tidak memahami bagaimana menghadirkan pesantren yang ramah anak.

Hal senada juga disampaikan oleh Aris Adi Leksono dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia. Berdasarkan data, pelaporan kekerasan terhadap anak mengalami trend kenaikan, dan pelaku kekerasan dilakukan oleh orangtua atau orang terdekat.

KPAI sendiri hampir setiap bulan pasti ada laporan masuk yang berasal dari lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Laporannya mulai dari pemukulan, perundungan, tindak kekerasan seksual, hingga kematian korban. Menurutnya, kasus kekerasan di pesantren adalah puncak gunung es, sebab lebih banyak kasus tidak terlapor.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, terlebih lagi lembaga pendidikan seperti pesantren, di mana anak sepenuhnya hidup, tinggal, dan belajar di tempat yang tidak terawasi oleh orangtua.

Dengan demikian, peran pengasuhan menjadi sangat vital bagi perlindungan anak. Di sisi lain, masih sangat banyak pesantren yang belum memiliki pemahaman tentang apa itu pesantren ramah anak, dan bagaimana menjadikan pesantren yang dikelolanya itu masuk dalam kategori ramah anak.

Sejalan dengan UU 23/2002 anak berhak sepenuhnya untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, dan pesantren wajib mendapatkan perlindungan dan pemenuhan haknya.

Menurutnya, penanganan yang tepat dan tuntas menjadi faktor utama, sebab ada beberapa kasus ketika penanganan kasusnya belum tuntas, justru mendorong korban memutuskan untuk bunuh diri.

Lebih jauh, Aris menjelaskan bahwa perlindungan anak dilakukan melalui penanganan yang cepat dan tepat. Cepat dalam artian bahwa penanganan melihat kebutuhan dasar dan awal, apakah misalnya korban membutuhkan pengobatan atau rehabilitasi.

Selain itu ada juga pendampingan psikososial pada saat pengobatan hingga pemulihan, termasuk pemberian bantuan sosial bagi korban yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Hal ini tentu menjadi tantangan bersama, bagaimana menghadirkan pesantren yang ramah anak melalui pemahaman yang sama, bahwa hak anak bukan hanya soal pendidikan, namun juga kasih sayang dalam pengasuhan dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan.

Menurutnya, tantangan terbesarnya adalah bagaimana membangun komitmen bersama untuk melindungi anak dari kekerasan, sambil memperkuat SDM di pesantren dalam mencegah dan menangani kekerasan di pesantren.

Bahwa seminar ini diharapkan mampu menjadi awal bagi seluruh pesantren untuk berbenah dan membangun sistem yang efektif dalam memenuhi dan melindungi hak anak yang belajar di pondok pesantren.

(Rini /Ben)

Tags: Attaqwa BekasiKekerasan di PesantrenKemenag RIKPAIPerguruan Attaqwa BekasiStop KekerasanYayasan Attaqwa Bekasi

Related Posts

Pemerintahan

Wacana Pemerintah RI Bikin Perkampungan Warga Indonesia di Arab Saudi, Ini Alasannya

Mei 4, 2025
News

Visa Belum Keluar, 17 Calhaj Asal Bekasi Tertunda Berangkat ke Tanah Suci

Mei 2, 2025
Science

348 Santri Attaqwa Bekasi Raih Ijazah Spesial dari Masyaikh, Siap Jadi Generasi Penerus Ulama

April 25, 2025
News

Ini Kloter Pertama Yang Bakal Berangkat Haji Tahun 2025

April 21, 2025
News

Buku Manasik Haji Terbaru Tuntas Digarap, Kemenag Bakal Rilis Usai Libur Idul Fitri 

Maret 6, 2025
News

Santri Attaqwa Putra Peringati HKN 2024, KH : Husnul Amal: Manfaatkan Waktu Sehat Sebelum Datang Sakit

November 18, 2024
Next Post

Ditjen Badilum dan Pengadilan Tinggi Ambon Laksanakan Asesmen AMPUH untuk Pastikan Mutu Pelayanan Peradilan

BUMD

Wamen Koperasi dan UKM RI Dijadwalkan Berkunjung Ke Sambas, Agenda Peluncuran Kopdes Merah Putih

Mei 8, 2025

TERASBERITA ID, SAMBAS - Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop UKM) Ferry Juliantono dijadwalkan berkunjung ke Kabupaten Sambas pada Kamis,...

Read more

Launching Kopdes Merah Putih di Sambas, Pemda Sambas Terima Kunjungan dari Dirut LPDB

Mei 8, 2025

Sepak Bola Persikasi: Dari Berdirinya hingga Menjadi Tim yang Diperhitungkan

Mei 8, 2025

Warga Ramai-Ramai Lapor ke Diskominfostandi Terkait Pemindaian Retina WorldID

Mei 8, 2025

Dua Calhaj Asal Karawang dan Bekasi Dipulangkan Lantaran Gula Darah Tinggi

Mei 8, 2025

seedbacklink

Seedbacklink

Teras Berita

Jalan MT Haryono Kav 10
Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta

Follow us

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Home Page 1
    • Home Page 2
  • News
  • Politics
  • National
  • Business
  • World
  • Entertainment
  • Fashion
  • Food
  • Health
  • Lifestyle
  • Opinion
  • Science
  • Tech
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Go to mobile version