TerasBerita.ID-Pemerintah Kota Bogor terus berupaya meningkatkan pangsa pasar dan daya jual para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Bogor. Salah satunya ialah mendorong kerja sama antara pelaku UMKM jajanan pasar di Kampung Pulo Geulis, Babakan Pasar, Bogor Tengah dengan The 101 Hotel Suryakencana dan Panorama Group.
Penandatanganan kerja sama tersebut digelar di Vihara Phan Kho Bio, Pulo Geulis dan disaksikan oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim pada Selasa 23 November 2021.
“MoU ini adalah kesepakatan pihak 1O1 untuk membeli jajanan pasar. Dimana jajanan ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan rapat – rapat atau bimtek yang diselenggarakan di hotel,” kata Dedie.
Menyusul kerja sama itu, Dedie berharap produsen jajanan pasar memperhatikan kebersihan produknya, misalnya dengan tidak memakai bahan pengawet, tidak menggunakan zat pewarna yang membahayakan tubuh. Selain itu juga memperhatikan kriteria-kriteria bahan makanan yang food grade.
Menurutnya, jika itu bisa dipenuhi maka kerja sama bisa dilakukan juga dengan hotel-hotel lain di Kota Bogor.
“Kalau memang itu bisa, tentu tidak hanya 1O1 yang mengkonsumsi atau membeli, tapi juga hotel lain di Kota Bogor juga gak usah mencari lagi ke Pasar Senen di Jakarta, tapi di Pulo Geulis ini juga ada produsen jajanan pasar,” ungkap Dedie.
Selain kerja sama, dalam kesempatan itu YBM PLN juga memberikan bantuan kepada pelaku UMKM Kampung Pulo Geulis berupa alat-alat masak untuk memproduksi jajanan pasar dari usaha warga.
Untuk itu ke depan, harus ada peningkatan lagi di tingkat kerjasama agar produksi bisa lebih terkontrol. Sesuai dengan syarat dan kondisinya. Sehingga jika memang permintaan cukup tinggi, maka bisa dibentuk secara kolektif produksinya. Pun peralatan yang ada bisa dikelola secara besar.
Dedie juga meminta Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kota Bogor untuk meninventarisasi alat alat produksi milik warga. Atau bahkan, aset milik hotel yang bisa dimanfaatkan oleh warga dalam produksi.
“Artinya harus saling menunjang. Kalau ada alat produksi yang tidak terlalu mahal atau bekas peralatan dapur di hotel bisa juga. Itu satu hal yang ke depan barangkali setelah nanti berjalan dengan baik, bisa buat koperasi. Jadi nanti kalau ada hal-hal seperti itu, bisa pakai uang koperasi,” kata Dedie dikutip dari bogordaily.com.
Terpisah, Ketua UMKM Pulo Geulis, Elly memaparkan ada kurang lebih 27 jenis produk UMKM yang menjadi khas di wilayah itu. Dari sekian produk tersebut, pun memiliki harga yang bervariatif. Dari Rp 2 ribu hingga Rp 35 ribu.
Tak hanya dipasarkan di hotel, Pemkot Bogor juga mendorong agar produk jajanan di Pulo Geulis juga bisa menjadi buah tangan atau oleh – oleh bagi para wisatawan yang berkunjung di Kota Bogor. Karenanya, kerja sama UMKM Kota Bogor dengan usaha yang lebih besar penting diperlukan untuk meningkatkan kapasitas usaha warga.
“Sebelum dibawa ke hotel, kami juga mendapatkan pelatihan dari Hotel 1O1 terkait higienis produk dan standarisasi rasa. Saya ingin warga saya tambah maju, produknya lebih dikenal dan pendapatan juga tentunya meningkat,” tambah Elly.