TerasBerita.ID-Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia sangat diapresiasi dunia. SGIE Report merupakan referensi penting bagi negara-negara dunia khususnya negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.
“Posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tataran global saat ini, cukup menggembirakan dan mendapatkan apresiasi dunia,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10/2021).
Hal tersebut, kata Ma’ruf tercermin dari Data State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021 yang menyebutkan bahwa indikator ekonomi syariah Indonesia pada 2020 berhasil menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi dan syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar, dan dua di antaranya berhasil masuk dalam peringkat lima besar dunia yaitu sektor makanan dan minuman halal dan sektor fashion atau pakaian muslim.
Ma’ruf menyebut industri halal memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional. Ma’ruf berharap Indonesia bisa menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang.
Beberapa hal yang membuat Indonesia bisa menjadi lead sektor industri halal, kata Ma’ruf setidaknya terlihat dari empat faktor.
Pertama, market share keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 telah mencapai 9,89%, yang menandakan peningkatan dan diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lainnya yang memiliki market share ekonomi syariah lebih dari 10%
Kedua, telah ditetapkannya perizinan untuk 3 Kawasan Industri Halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur), dan KIH Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan.
Ketiga, Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13% total konsumsi makanan dan minuman halal dunia.
Keempat, konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia maupun global, bahkan telah menjadi lifestyle sebagai pilihan kebutuhan hidup.
“Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal, guna memenuhi permintaan produk halal global,” ujarnya dilansir dari cnbc indonesia.