TERAS BERITA.ID – Berpuasa di bulan suci ramadan wajib bagi muslim yang sudah cukup umur (baligh). Setahun sekali puasa ramadan dilaksanakan umat muslim di seluruh dunia. Perintah berpuasa di bulan ramadan tentu punya tujuan dan output bagi yang menjalankannya.
Hakikat berpuasa untuk mensucikan rohani dari segala nafsu yang ada di jiwa. Menahan amarah, melawan nafsu dunia, menjaga lisan, menjaga sikap segala perbuatan yang tidak baik sesuai kaidah ajaran agama.
Orang yang berpuasa dilatih untuk menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang berbudi luhur, manusia yang memiliki sifat-sifat ketuhanan. Mengerjakan perbuatan baik, meninggalkan perbuatan buruk. Dalam hal ini disebut ketaqwaan.
Berpuasa mengikis rasa sombong, kikir, rakus dan membuang segala sifat syaitan. Selama 30 hari manusia digembleng secara rohani dan jasmani. Sehingga pada finish akan meraih kemenangan, kesucian di hari idul fitri.
Kembali suci, seperti bayi yang baru lahir. Doa-dosa selama 11 bulan dikuras habis, sehingga manusia memiliki jiwa yang baru. Jiwa kefitrian yang hakiki.
Berpuasa di bulan ramadan juga Allah SWT janjikan segala amal ibadah dilipat gandakan beda dengan bulan lain, doa-doa mustajabah. Sifat syaitan didiri manusia dibelenggu. Sifat amarah, hawa nafsu batin dan lahiriah di kuras habis.
Momentum berpuasa tentu tidak semua manusia bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Banyak sebab dan alasan, itu lah sebagian dari cobaan berpuasa. Menjaga pandangan mata, lisan (ucapan), sikap dan perbuatan. Semua raga dituntut untuk tunduk dan patuh terhadap nilai-nilai kebaikan. Sehingga menjadi manusia insan kamil.
Banyak kisah atau riwayat bahkan ayat di alquran yang menjelaskan berpuasa dibulan ramadan Mulai dari niat, tata cara dan amalan ibadah dibulan suci ramadan. Mulai dari cara berpuasanya nabi Muhammad SAW, para sahabat nabi, para ulama sampai kepada guru-guru yang kita jadikan panutan.
Berbeda tradisi dan cara ibadah sunah di bulan ramadan itu sudah ada sejak dahulu. Esensinya adalah bagaimana kita mau menjalankan puasa dengan sunguh-sungguh, niat karena Allah SWT bukan yang lain. Itu yang terpenting.
Jadi, hakikat puasa itu melawan hawa nafsu dunia, meredam amarah dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya.
Semoga dengan kita berpuasa, diharapkan menjadi manusia yang baru. Baru dalam artian, menjadi manusia yang taat kepada aturan Allah SWT. Sebab manusia diciptakan di dunia untuk beribadah. Beribadah dalam artian secara luas bukan hanya solat, bekerja itu beribadah, berbuat baik itu ibadah dan lain-lainnya.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang soleh. Soleh lahiriah dan batiniah.
(Dede Rosyadi, S.Sos, M.Sos.I, Jurnalis dan Dosen Ilmu Komunikasi)