TerasBerita.ID-Ketua DPRD Kota Bekasi,H.Choiroman J Putro, B.Eng, M.Si yang juga politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bekasi ini merupakan seorang Ilmuwan dan pecinta budaya.
Karirnya di dunia politik cukup cemerlang menjadikan dirinya mendapat kepercayaan sebagai anggota legislatif sejak tahun 2009 dan sekarang menjabar sebagai Ketua DPRD Kota Bekasi.
Bang Choi panggilan akrab Choiruman J. Putro ini sempat berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sebelum bergelut di bidang politk.
Pemilu demi pemilu dilalui, sehingga pada tahun 2019-2024 ini diamanahi untuk memimpin Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi.
Dengan kecerdasan tinggi, Chairoman pernah menikmati pendidikan di Sekolah Akuntansi Negara Jakarta (STAN) pada 1987, Dan hijrah ke Universitas Indonesia, tidak lama, Bang Coi mendapatkan beasiswa STMDP (Saint Tehnology Mechanical Development Program) dari pemerintah Jepang pada tahun 1988. Delapan tahun Bang Coi belajar di Gifu University, hingga berhasil menyabet gelar Master Engineer.
“Bisa dibilang memang saya ini sangat terobsesi belajar di luar negeri, dan ketika ada kesempatan untuk belajar di Jepang maka hal tersebut tidak saya sia-siakan,” ungkap Bang Coi, saat mengutarakan hasratnya berlajar ke luar negeri.
Pria murah senyum ini, akhirnya pulang ke tanah air tahun 1997, dan langsung bekerja menjadi PNS di BPPT. Dua tahun mengabdi di BPPT, amanah untuk menjadi Sekretaris di DPD PKS Kota Bekasi datang, dan siap mengemban amanah tersebut, sehingga kebermanfaatan dan khidmat pada masyarakat bisa lebih dirasakan.
Berpolitik membuat dirinya mengundurkan diri dari Pegawai Negeri Sipil. Ia melanjutkan karirnya di dunia politik dan menjadi konsultan teknologi industry sesuai dengan basic keilmuan dimilikinya.
Berlatar belakang sarjana Engineer membuatnya menjadi seorang teknokrat. Sebab, pada dasarnya politik adalah sebuah sistem digerakkan oleh gagasan, ide dan nilai-nilai. Serta dioperasionalkan dengan strategi cermat dan terukur. Tujuannya jelas, yaitu mencari solusi demi tercapainya kemaslahatan masyarakat.
Ia saat ini telah berupaya mengimplementasikan berbagai program bakal dijalankan hingga usai masa kepemimpinannya di DPRD Kota Bekasi.
Pengalaman sekolah diluar negeri membuatnya belajar dan mengimplementasikan perencanaan serta menjalankan program terukur dan berkelanjutan agar semua keberhasilan dapat terlihat.
Di lembaga legislatif, tahun pertama Bang Coi melakukan penguasaan masalah, terutama berkenaan dengan fungsi dewan dengan meningkatkan capacity building personal, baik anggota Fraksi PKS maupun seluruh anggota dewan.
“Saya juga mendorong reformasi legislatif agar lebih fungsional dengan mengawal perencanaan tata tertib dewan sebagai petunjuk baku,” ungkapnya.
Selain itu, dilansir dari fraksipkskotabekasi.id, Bang Coi juga terus menggenjot reformasi birokrasi, perubahannya tak juga nampak signifikan seiring berjalannya waktu. Hal ini padahal ujung tombak pembangunan ada di genggaman pemerintah kota sebagai pengambil keputusan terhadap program sudah disetujui oleh DPRD.
“Birokrasi, harus lakukan perubahan mindset untuk melayani bukan sebagai penguasa yang minta dilayani selalu. Unsur profesional harus dikedepankan dengan menghindari kecenderungan politik,” kata Bang Choi.
Sala budaya, Bang Choi kerap kali selalu menggunakan ikat kepala khas Sunda dalam setiap kegiatan kerjanya. Baik pada saat berdialog dengan warga, mengisi acara di berbagai seminar, televisi, media online. Menurutnya saat ini generasi muda musti cinta budaya dan menguasai bahasa. Sebab dengan menguasai bahasa, mereka bisa mendapatkan ‘akses’ berpetualan, belajar menuntut ilmu dengan mudah. Selain itu, bahasa adalah simbol identitas bagsa.
“Saya memang suka budaya, apalagi seneng jika da anak muda pandai (menguasai) berbagai bahasa. Bahasa apa saja. Contohnya, anak saya kuliah di salah satu provinsi di Jawa, pas pulang Ia ngomong dengan bahasa Jawa, saya sangat senang sekali ia bisa bahasa lokal (setempat),” paparnya.
“Dengan menguasai bahasa, orang bisa berinteraksi dengan segala macam suku. Bisa bersosialisasi secara luas, dan bisa mempelajari kebudayaan negara lain,” Pungkasnya