Terasberita.id – Puluhan orang diduga mengalami penipuan jual beli kontrakan di kawasan Kranji, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Salah satu korban, Henry Idris 45 tahun, mengaku tertipu setelah melihat akun Facebook bernama Yurike yang menawarkan kontrakan murah. Dari situ, ia diarahkan ke seorang wanita terduga pelaku bernama Karsih yang mengaku sebagai pemilik kontrakan.
“Dipertemukan oleh bu karsih, dia ngaku punya kontrakan, mau dijual. Suratnya tapi masih girik bilangnya,” kata Henry kepada wartawan, Minggu, 13 Juli 2025.
Henry mengaku tergiur, sebab lokasi kontrakan itu berada di area kota, dan aksesnya terjangkau.
“Rumahnya cukup enak, daerah Kranji nggak terlalu kampung, harganya murah, jadi dua pintu dihargain Rp100 juta, emang menarik,” ucapnya.
Sebagai kesepakatan, Henry dan pembeli lainnya dipertemukan dengan notaris. Namun, belakangan Henry menduga notaris ini palsu alias bodong.
“Tahunya notaris gadungan dibawa ke rumahnya, bukan kantornya. Dan di rumah notaris terjadi transaksi semuanya di situ,” ujarnya.
Kecurigaan pun muncul pada awal Juli 2025, setelah korban tak juga mendapat dokumen resmi dari girik ke Akta Jual Beli (AJB) yang dijanjikan oleh Karsih.
“Karena surat gak jadi-jadi tuh, surat Girik mau ke AJB. Tanggal 1 enggak bisa dihubungi, tanggal 2 checklist. Akhirnya mulai korban pada berdatangan,” ucap dia.
Dari kasus ini, Henry pun mengalami kerugian Rp100 juta untuk membeli dua dari enam unit kontrakan yang ada.
Sedangkan, korban lainnya kerugian ditaksir dengan jumlah berbeda mulai Rp75 juta hingga Rp350 juta per orang.
“Kalau saya ngambil dua rumah, kena Rp100 juta. Yang lain rata-rata Rp75 juta ke atas. Ada yang kena Rp350 juta,” tuturnya.
Aksi ini kemudian meluas dengan para korban menyatroni pemilik terduga pelaku di kontrakan itu untuk pertanggungjawaban, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Di lokasi, dua dari enam unit kontrakan itu, nyatanya sudah dalam kondisi dibongkar oleh orang yang diduga masih keluarga Karsih.
Pembongkaran ini dilakukan oleh Kakak terduga pelaku, rupanya kontrakan itu bukanlah milik Karsih.
“Yang bongkar adeknya, adek iparnya itu. Nah itu saya tanya katanya biar gak ada penipuan lagi (yang dilakukan oleh Karsih),” ucap dia.
Bahkan, di lokasi kontrakan itu, batang hidung terduga pelaku tak muncul dihadapan para korban.
“Ya saat ini sekarang lagi buron statusnya (Karsih),” ujar Henry.
Henry menyampaikan, pada tanggal 7 Juli 2025, para korban telah melapor penipuan ini ke Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota.
Henry menyebut, setidaknya ada 57 orang menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp5 miliar.
“Jumlah korban yang sudah ke data sekarang ini 57 orang. Pokoknya total hampir Rp5 miliar,” katanya.
Minggu sore, ia dan sejumlah korban mendatangi Polres Metro Bekasi Kota untuk meminta keadilan hukum atas laporan yang telah mereka ajukan. Kasus ini, kini tengah didalami olehPolda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota.