TERAS BERITA.ID, BEKASI – Pada acara Wisuda Purnawiyata Siswa dan Angkat Sumpah SMK Kesehatan Fahd Islamic School (FISH) saya diminta memberikan sambutan yang memiliki tiga jurusan: Asisten Keperawatan, Farmasi Klinis dan Komunitas, dan Tenaga Laboratorium Medik di Islamic Center Bekasi. (31/05/22).
Sebagaimana kita ketahui bersama dalam masa pandemi belakangan ini tenaga kesehatan menjadi salah satu garda terdepan menolong pasien Covid 19, mereka sampai mengorbankan waktu bersama keluarganya.
Bahkan ada satu kisah dari alumni FISH yang menjadi petugas Covid di Wisma Atlet, peraturan yang sangat ketat membawa dia tidak bisa hadir ke rumah saat sang ayah meninggal dunia. Begitu mulia pekerjaan mereka, barangkali tidak semua sanggup menjalankannya.
Tak terasa juga SMK Kesehatan Fahd Islamic School (FISH) telah menamatkan 9 angkatan, itu berarti hampir mendekati satu dekade dengan total kurang lebih 3000 alumni.
Mereka kini menjadi duta sekolah, yang telah resmi disematkan saat prosesi wisuda, selayaknya alumni otomatis mereka harus menjaga nama baik almamater tercinta.
Rasa cinta itu tentu beraneka ragam, tergantung bagaimana kita memahami dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Peran serta alumni dalam menghidupkan dan menjaga persatuan almamater itu sangat diperlukan.
Bisa dikatakan, dalam ikatan alumni dengan program-program yang kreatif dan inovatif, nantinya reuni bukan sekedar ajang temu kangen, CLBK atau tragisnya pamer jabatan. Yang kita pikirkan bukan hanya untuk “perut” kita semata, akan tetapi dan sudah seharusnya harus mempunyai visi dan misi untuk “perut” generasi masa depan.
Potensi jumlah alumni yang cukup besar ini harus dikembangkan dalam satu program berkelanjutan, kita bisa melihat portofolio kesuksesan Harvard Management Company dalam mengelola aset endowment fund, dana abadi, atau dalam istilah fikihnya adalah Wakaf.
Jika dikumpulkan perdana mungkin masih terbilang angka biasa, potensi jumlah alumni 3000 orang x Rp. 100.000,- hasilnya sebesar Rp. 300.000.000,-. Dana tersebut bisa dikelola dalam bentuk deposito, dan tentunya dalam setiap periode atau tahapan berikutnya skema investasinya harus terus meningkat ke properti, saham, obligasi, atau bahkan CWLS.
Hasil luar biasanya mungkin belum terlihat dalam 5 atau 10 tahun kemudian, ibarat kita menanam pohon jati hasilnya baru akan dirasakan setelah 50 tahun kemudian.
Semua itu bisa terlaksana bila semua stakeholder bersatu, tentunya di bawah pengawasan manajemen yang baik, amanah, dan profesional. Nantinya hal tersebut bisa menjadi solusi finansial bagi anak-anak alumni yang membutuhkan beasiswa studi, santunan anak yatim piatu dan janda dari alumni, reuni akbar, dan peruntukkan lainnya dalam bentuk program charity.
Tidak ada kata terlambat dalam memulai kebaikan, bisa dilakukan sekarang melalui kalian, Ikatan Keluarga Alumni FISH.
(Irhamni Rofiun, Kandidat Doktor Universitas Zaitunah, Tunisia)