TERAS BERITA.ID, JAKARTA (Red: Deros/ Rep: Meta) – Kita bisa membaca karakter seseorang lewat akun media sosial (medsos) dimilikinya tanpa harus mengenal lebih dekat. Isi hatimu ada di jari jempolmu.
Pengguna media sosial mulai dari anak kecil, orang biasa, orang tajir hingga para penguasa dengan mudah bisa berbagi tulisan, gambar dan video tentang apapun, sesuai dengan isi hatinya ke publik.
Beragam media sosial seperti facebook, twitter, blog, web, forum dan lain sebagainya terus berkembang. Dengan adanya media sosial kita bisa mendapatkan berita dan informasi. Bahkan kita bisa mengutarakan pendapat kita secara bebas.
Tentu bebas di sini, bukan berarti kita tidak ada aturan atau batas-batasnya. Sebagai Orang Timur tentunya berpendapat boleh saja asal tidak menyinggung SARA. Tetapi masih banyak orang yang salah penyalahgunaannya. Mereka tidak memilah kata sebelum tulisan di publikasikan di media sosial.
Mereka tidak bisa mengontrol emosi, ketika sedang memposting pendapatnya yang pada akhirnya banyak kata-kata yang tidak selayaknya di tulis di akun media sosial. Terkadang ada kalangan tertentu yang merasa terhina dengan tulisan yang secara tidak sadar akan berdampak kepada kita untuk kedepannya. Banyak kata-kata yang selalu memancing kemarahan banyak orang sehingga terjadi konflik.
Contohnya kasus yang pernah terjadi seperti kasus Florence yang tidak mendapatkan kepuasan tersendiri ketika ingin mengisi BBM, Karena kurang bisa menahan emosi dan meluapkan kekesalannya di media sosial dengan menjelek-jelekan Kota Yogyakarta.
Padahal dia tinggal di Jogja untuk menyelesaikan studi S2-nya di UGM. Seharusnya sebagai manusia yang mempunyai agama dan tata kesopanan tidak sewajarnya mempublikasikan tulisan yang melibatkan banyak orang.
Tentusaja, media sosial ada dampak positif dan negatifnya, tergantung kita dalam menerapkannya. Media sosial kini sangat membantu yaitu, membantu seseorang untuk lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain. Bahkan di lembaga atau perusahaan telah menjadi ujung tombak penjualan dan komunikasinya dengan client atau pelanggan.
Adapun dampak negatifnya seperti banyak orang yang menyalahgunakan apa arti dari menulis di media sosial itu sendiri. belum lagi, postingan yang sifatnya memfitnah, memanipulasi data sehingga terjadi perpecahan umat. Tentu ini, sangat membahayakan persatuan dan kerukunan masyarakat, seperti yang terjadi di pilpres lalu.
Sedangkan dampak positifnya yaitu jadi lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain. Menjadi alat untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk atau program dan lain sebagainya.
Agar tidak terjebak dalam kasus, sebaiknya sebelum menulis pendapat di media sosial kita semua harus memilih kata-kata yang baik dan benar. Agar tidak menimbulkan masalah besar yang belakangan ini sering terjadi. Selain itu juga kita harus menahan emosi agar tidak menggunakan kata-kata yang kasar.
Semua manusia memang mempunyai hak untuk berpendapat namun apabila kita memposting di media sosial kita semua harus berhati-hati karena tulisan di media sosial dapat dilihat dengan mudah oleh semua orang bahkan seluruh dunia sekalipun. Apabila kita menulis kata-kata yang tidak baik, pasti ada saja pihak-pihak yang merasa dirugikan. Tulisan kita adalah cerminan dari diri sendiri. (editor: Dede Rosyadi)
(Tulisan ini pernah dimuat di wartakotive.com)
Meta Wulansari,
Mahasiswi Jurusan Jurnalistik, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP).