JAKARTA – CropLife Indonesia menggelar kegiatan Annual General Meeting (AGM) di Jakarta, Kamis 23 Februari 2023. AGM ini sekaligus menjadi pertemuan dengan para pemangku kebijakan dan kepentingan di sektor pertanian.
Chairman CropLife Indonesia Kukuh Ambar Waluyo mengatakan, dalam kesempatan ini juga untuk evaluasi atas milestone perjalanan kegiatan CropLife Indonesia dalam membangun pertanian berkelanjutan.
“Sebagai asosiasi pertanian tentunya kegiatan yang dilaksanakan CropLife Indonesia tidak lepas dari dukungan, sinergi
dan kolaborasi berbagai pihak, dimana peningkatan kerjasama, kolaborasi dan sinergi dengan multi stakeholder tentu akan membawa pengaruh positif dan membantu percepatan tercapainya pertanian
berkelanjutan di Indonesia,” ujar Kukuh Ambar Waluyo dalam sambutan pembukaannya.
Kegiatan AGM 2023 Croplife Indonesia dihadiri Dr. Andriko Noto Susanto, SP.,MP., Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan (Badan Pangan Nasional) Andriko Noto Susanto dan pejabat lintas Kementerian. Di antaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Badan POM, BSN, BRIN, Bapanas, BSIP dan Bareskrim Polri.
Selain itu, acara ini juga dihadiri mitra kerja yang juga selama ini berkomunikasi erat dengan CropLife Indonesia seperti Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, Tim Teknis Komisi Pestisida, Sekretariat Komisi Keamanan Hayati Indonesia, Balai Besar Penelitian, Assosiasi CropCare Indonesia, Alishter, MP2RT, ABI, Apropi, Asbenindo, KTNA serta USDA.
Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan menyampaikan bagaimana perjalanan CropLife Indonesia
selama 5 tahun terakhir dan juga langkah CropLife Indonesia ke depannya yang akan selalu
menjalankan komitmen untuk menciptakan dan mendorong upaya pembangunan pertanian
berkelanjutan yang aman, efektif dan efisien di Indonesia.
“CropLife Indonesia hadir untuk
mendukung program-program pemerintah dengan membangun platform yang memungkinkan petani untuk mendapatkan informasi dan pengalaman dalam menggunakan teknologi modern. Sehingga para petani juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan teknologi tersebut,” ujar Agung Kurniawan.
Dijelaskannya, pertukaran informasi yang dilakukan CropLife selalu berbasis dengan keilmuan dan pengembangan riset di skala industri. Sehingga memungkinkan para petani untuk bisa mengaplikasikan pertanian yang maju dan modern.
“Di Indonesia, adopsi teknologi pertanian modern menjadi semakin penting mengingat Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian yang masih menjadi tulang punggung ekonomi,” jelasnya.
Dalam menghadapi perubahan iklim, Indonesia juga rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan kekeringan, sehingga teknologi pertanian modern dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Selain itu dalam menghadapi prediksi resesi ekonomi di tahun 2023, adopsi teknologi pertanian modern juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat ketahanan pangan, yang pada akhirnya dapat membantu memperkuat ekonomi nasional.
“Oleh karena itu, pemerintah, industri serta asosiasi pertanian harus terus mempromosikan adopsi teknologi pertanian modern dan memfasilitasi akses ke teknologi untuk petani di seluruh Indonesia,” tandasnya.
CropLife Indonesia juga menginisiasi diskusi multi pihak dalam upaya membangun pertanian yang maju, mandiri dan berkelanjutan melalui kegiatan talkshow.
Pembicara kunci yang dihadirkan yakni Dr. Tan Siang Hee (Executive Director CropLife Asia) yang menyampaikan hal-hal terkait tantangan dan isu pertanian yang dihadapi oleh dunia.
Menurut paparannya, salah satu solusi untuk menjawab tantangan pertanian adalah dengan melakukan adaptasi teknologi modern.
Maka pada kesempatan diskusi dengan para pembicara dari kementerian teknis dan non teknis dipilih topik “Perjalanan Transformasi Pertanian Berkelanjutan dan Maju Melalui Adopsi Teknologi Modern”.
Adapun yang dihadirkan dalam diskusi ini antara. Lain Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pertanian/Agribisnis Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian RI Ismariny, Direktur Pupuk dan Pestisida, Kementerian Pertanian RI Tommy Nugraha, Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional Yusra Egayanti, dan Ketua Komisi Keamanan Hayati Bambang Prasetya.
Acara talkshow dilakukan secara luring dan daring (hybrid), dengan tujuan agar lebih banyak lagi pihak termasuk masyarakat luas yang ikut peduli dalam mendukung tercapainya pertanian Indonesia yang berkelanjutan, maju dan modern.
Dalam sesi talkshow, keempat pembicara sepakat bahwa teknologi pertanian modern seperti aplikasi Good Agricultural Practices (GAP) serta pemanfaatan benih bioteknologi dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.
Namun, para petani seringkali kesulitan untuk mengakses teknologi ini karena biayanya yang tinggi dan kurangnya akses ke informasi dan sumber daya.
Untuk itu, peran pemerintah sangat penting untuk membantu petani dalam mengakses teknologi modern yang bisa membantu mereka meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.
Pemerintah juga dapat melakukan berbagai kerjasama dengan asosiasi serta industri untuk mengadakan program-program yang memberikan pelatihan dan dukungan bagi petani untuk memanfaatkan teknologi modern dalam pertanian.
(deros)