TERASBERITA.ID, BEKASI – Kisah Rumah Garuda di Teluk Angsan, Jalan KH. Agus Salim, Kota Bekasi. Saat itu, berawal dari Pameran Lambang Negara Garuda di Jakarta, pada 2010 lalu.
Iwan Bonik, pemilik rumah garuda di Teluk Angsan, dulu menjadi salah satu peserta pameran tersebut. Ia Bersama temannya bekerjasama pengumpulan hiasan burung garuda. Dari yang masih bagus, hingga sudah rusak di setiap ukiran tempelannya.
Bonik mengisahkan, ketertarikan pada lambang negara Indonesia itu berawal dari seorang teman yang menitipkan beberapa hiasan burung garuda di rumahnya, yang telah selesai di konteskan dalam pameran.
Garuda itu dititipkan dengan jumlah yang cukup banyak, dan akhirnya Bonik iseng mempelajari makna dan arti yang terkandung didalam hiasan burung garuda tersebut.
Secara perlahan, dirinya mampu memahami, menyukai hiasan burung garuda tersebut.
“Resep aja saya dengan hiasan burung garuda. Di bandingkan dengan beberapa hiasan, ukiran yang lain. Saya merasa ada sesuatu yang bernilai dan berarti pada setiap hiasan burung garuda yang dipajang di tembok,” kenangnya.
Menurutnya, mengenal hiasan patung garuda yang diukir dengan tangan menghasilkan karya begitu indah disetiap pahatannya. Bukan hanya di pahat, ada juga yang di tempel dalam proses pembuatannya.
Mengumpulkan hiasan burung garuda dari yang bagus, sampai yang sudah rusak, menjadi hobi Iwan Bonik.
Selain itu, pria tinggi kurus ini mengkoleksi beberapa barang antik lainnya, lukisan kuno hingga pernak-pernik unik yang dianggap mempunyai nilai sejarah.
Koleksi barang antiknya sekarang dikenal sebagai ‘Rumah Garuda”. Toko barang antik ini berdiri dari tahun 2012 sampai hari ini. Tepatnya di Teluk Angsan, Jalan KH. Agus Salim, Kota Bekasi.
Adanya Rumah Garuda agar jadi wadah bagi masyarakat yang menyukai barang antik, sekaligus mengenalkan sejarah pada setiap orang yang berkunjung di tokonya.
Rumah Garuda tersebar di berbagai kota di Indonesia; Yogyakarta, Banten, Bekasi, Palang Karaya, dan berbagai kota di seluruh Indonesia.
Berikut beberapa bait-bait tentang Garuda oleh Iwan Bonik:
Terpaksa dan dipaksa
Kita akan menaruh dengan rapih
Gambar Garuda yang sama
Di pantat kiri atau kanan
Kanan dan kiri sama saja
Terkadang menimbulkan suara dan bau
Yang terkadang membuat gaduh seisi ruangan
Farhan F
(deros)