Kualitas manusia dinilai dari apa yang dilakukannya untuk orang lain, bukan hanya untuk dirinya semata. Karena itulah pengorbanan yang diberikan, menjadikan manusia memiliki nilai hidup yang berbeda. Pesan ini lah yang tertangkap saat kita melihat monumen Bedol Desa di kawasan Bendungan Wonogiri. Monumen ini berada di area green belt, sisi kanan tubuh bendungan.
Monumen Bedol Desa dibangun untuk mengenang pengorbanan dari 68.000 penduduk dari 7 Kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Untuk dapat menyelesaikan pembangunan bendungan, penduduk dari 51 desa ini harus rela meninggalkan kampung halamannya yang tenggelam terisi air Waduk Gajah Mungkur. Pemerintah memindahkan penduduk setempat ke Pulau Sumatera. Program ini dikenal dengan istilah transmigrasi bedol desa.
Monumen bedol desa berbentuk patung yang menggambarkan satu keluarga lengkap yang terdiri dari bapak, ibu dan kedua anaknya. Sang ayah tampak menghadap ke arah waduk dengan melambaikan tangan sebagai simbol perpisahan dengan kampung halamannya.
Pengorbanan ribuan warga ini menjadi pondasi dari Bendungan Wonogiri yang saat ini dapat berfungsi sebagai pengendali banjir sekaligus penyedia air baku untuk irigasi, air minum, PLTA, serta kebutuhan masyarakat lainnya di sepanjang aliran Bengawan Solo.
Jumat, 3 Desember 2021 dalam rangka peringatan Hari Bakti PU, Perum Jasa Tirta I melaksanakan upacara penghormatan di lokasi monumen Bedol Desa. Upacara dipimpin langsung oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan dan diikuti oleh segenap karyawan PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo. Upacara ini diselenggarakan untuk memberikan penghormatan atas pengorbanan warga untuk pembangunan Bendungan Wonogiri.
Selain upacara, juga dilakukan tabur bunga di makam Ir. Soenarno, Dipl. HE selaku Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2001 – 2004 di Laweyan, Solo. Bapak Soenarno merupakan salah satu tokoh PUPR yang menaruh perhatian besar pada infrastruktur kerakyatan, diantaranya pembangunan sejumlah jembatan di daerah terpencil seperti Jembatan Sari di Sragen yang melintas di atas Sungai Bengawan Solo.
Dihubungi Sabtu, 4 Desember 2021 Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meneladani setiap pengorbanan dan pengabdian yang diberikan dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air di Wilayah PJT I. “Ini adalah salah satu cara bagi kami untuk melakukan penghormatan. Dengan kembali mengenal sejarah, kiranya akan menumbuhkan semangat kami untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam merawat dan memelihara infrastruktur yang dihasilkan atas pengorbanan pendahulu kami.” tutur Raymond.
Selain di wilayah Wonogiri dan Solo, rangkaian kegiatan upacara dan tabur bunga juga dilaksanakan secara serentak di wilayah lainnya. Diantaranya Monumen Romusha di Terowong Tulungagung Selatan, monumen Pathok Loding di Bendungan Wlingi, dan tugu Metro di Kepanjen, Malang.
Sedangkan untuk menghormati para tokoh PU, selain tabur bunga di makam Ir. Soenarno, Dipl. HE, juga dilakukan di makam Ir. Sutami selaku menteri PUPR tahun 1966-1978 di TPU Tanah Kusir, Jakarta, dan Ir. Mananti Sitompoel selaku Menteri Pekerjaan Umum pada kabinet darurat tahun 1948-1949 di TMP Bukit Barisan, Medan.