TerasBerita.ID- Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memperingati Hari Berkabung Daerah dengan memasang bendera setengah tiang setiap tanggal 28 Juni. Bupati Sambas, Satono meminta masyarakat memahami sejarah dibalik bendera setengah tiang tersebut.
“Hari berkabung daerah bukan sekedar seremonial dengan memasang bendera setengah tiang saja. Masyarakat Sambas harus paham sejarah, tahun 1944 ribuan orang dibunuh oleh penjajah Jepang di Mandor,” katanya.
Satono mengatakan, hari berkabung daerah adalah peringatan tragedi kelam di Kalimantan Barat. Sekitar 21.037 orang dibunuh oleh Jepang di Mandor, Kabupaten Landak. Namun, Jepang mengakui mereka hanya membunuh 1000 orang saja.
“Mereka yang menjadi korban pembantaian itu, adalah para cendekiawan, para tokoh dan orang-orang yang dianggap punya keinginan untuk memberontak dari penjajah. Selain itu, dari catatan sejarah, banyak juga masyarakat biasa yang jadi korban,” katanya.
Satono pun menyebut, kekejaman penjajahan Jepang yang berusaha menguasai Kalimantan Barat tidak boleh dilupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda. Sejarah itu harus selalau diingat, supaya geranasi muda bisa menghargai arti kemerdekaan.
“Generasi muda harus ingat, hari berkabung daerah adalah tragedi berdarah. Kejamnya masa penjajahan saat itu, harusnya membuat kita mensyukuri kemerdekaan yang kita rasakan saat ini,” pungkasnya.