TerasBerita.ID-Kementerian Agama menggelar kembali menggelar pelatihan Literasi Digital Madrasah Jilid ke-2. Terbaru, pelatihan ini digelar selama empat hari, mulai 18-21 November, di Kudus, Jawa Tengah.
Pada pelatihan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berkerjasama dengan Yayasan Nusantara Satu ini, peserta lebih banyak diberikan materi praktik dibandingkan teori.
Pelatihan Literasi Digital Madrasah Jilid ke-2 ini diikuti 91 peserta peserta yang berasal dari guru dan tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Salah satu peserta pelatihan Wulida Sulusilaili mengungkapkan kepuasannya dengan model pelatihan yang diberikan. “Pelatihan ini sangat bagus, karena para guru dan tenaga kependidikan dilatih untuk lebih adaptif dengan konsep pembelajaran berbasis literasi digital,” ungkap Wulida, di Kudus, Minggu (21/11/2021).
Wulida yang sehari-hari bertugas di MTs Qudsiyyah Putri, merasa bersyukur karena terpilih untuk mengikuti pelatihan literasi digital madrasah. “Kegiatan semacam ini masih jarang sekali, bahkan belum pernah ada di Kudus,” cetusnya.
Senada dengan Wulida, peserta asal MA Yanbu’ul Qur’an, Oktavian Adiputra menyampaikan bahwa di pelatihan kedua ini peserta dilatih untuk lebih menguasai praktik pembelajaran berbasis digital dibanding sebelumnya yang lebih mengutamakan pengetahuan dan keterampilan dasar.
“Pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh guru-guru dan tenaga kependidikan di lingkungan madrasah. Selama ini madrasah sering dianggap tertinggal soal teknologi,” ujar Oktavian.
Hal ini pun diaminkan peserta asal MI NU Miftahul Falah, Muhammad Rosikhul Lathif. “Pelatihan ini sangat bagus karena para narasumber dan fasilitator daerah menyajikan ragam praktik pembuatan konten dan media pembelajaran berbasis perangkat lunak digital,” tutur Rosikhul Lathif.
Bagi Rosikhul Lathif, yang sebelumnya belum banyak mengetahui konsep pembelajaran berbasis TIK, pelatihan Literasi Digital Madrasah amat bermanfaat. Apalagi, lanjutnya, hampir dua tahun pandemi menuntut guru untuk lebih kreatif dari sebelumnya.
“Pilot Project ini memberi manfaat banyak bagi guru-guru madrasah di Kudus tentang penggunaan media dan bahan ajar yang berbasis digital, khususnya saya. Hasil dari kegiatan ini nantinya akan berguna baik internal sekolah sendiri atau sekolah lain. Semoga program ini berlanjut di tahun mendatang,” tutupnya.