TERAS BERITA.ID, Palu-Jalan pagi menjadi hal rutin yang biasa dilakukan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin. Dalam kunjungan kerja (kunker) ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) kali ini pun Wapres didampingi Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin dan Wali Kota Palu Hadiyanto Rasyid menyempatkan waktu untuk melakukan kegiatan tersebut di Pantai Taipa, Palu Utara, Sulteng, Jumat pagi (7/1/22).
Mengenakan kaos berwarna putih, serta celana tactical, sneaker dan topi hitam, Wapres memulai aktivitas jalan pagi pukul 06.15 WITA. Sementara Ibu Wury memakai celana hitam, serta kaos, jilbab dan sneaker berwarna pink.
Sebelum melakukan Jalan pagi, Wapres dan rombongan terbatas melakukan pemanasan selama kurang lebih 3 menit yang dipimpin oleh Ajudan Wapres Kolonel Inf. Fierman Sjafirial Agustus.
Di usianya yang hampir menginjak kepala delapan, Wapres tetap bersemangat melakukan kegiatan ini. Menghabiskan waktu selama 30 menit, Wapres berjalan santai sepanjang 2 km.
Usai melakukan peregangan, Wapres dan Ibu Wury menikmati keindahan Pantai Taipa dengan duduk di pinggir pantai.
Menurut Wapres, Pantai Taipa memiliki pesona yang dapat memikat para pelancong yang datang ke Palu, karena memiliki fasilitas lengkap seperti cottage, gazebo, dan danau buatan lengkap.
Namun, karena pantai tersebut berada di zona merah, dimana areanya termasuk yang terkena gempa, tsunami dan likuifaksi 2018, Wapres melihat, masyarakat masih trauma untuk mengunjungi pantai ini.
Ia pun berharap peringatan dini (early warning) diterapkan di lokasi ini, sehingga masyarakat mengetahui jika terjadi tsunami dan mereka terlindungi.
“Yang penting rasa aman, rasa nyaman, itu yang perlu,” ujar Wapres ketika memberikan keterangan pers kepada awak media didampingi Wali Kota Palu, yang juga merupakan pemilik Pantai Taipa.
Sebagai informasi, Pantai Taipa merupakan tempat wisata yang berlokasi di Kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara, Sulteng, dan berpapasan dengan Laut Banda.
Disebut Pantai Taipa, karena di area ini banyak tumbuh pohon mangga. Kata “Taipa” sendiri berasal dari Bahasa Tolaki, etnis asli yang mendiami Sulteng, yang memiliki arti buah mangga.