TerasBerita.ID-Menjadi seorang pemimpin selain kudu punya karakter, juga butuh proses panjang dan kematangan organisasi. Sehingga seorang pemimpin benar-benar jadi pengayom masyarakat, serta bisa menjalankan kebijakan peraturan dengan baik.
Hal itu dilakukan oleh Camat Tambun Utara (Tamara), Kabupaten Bekasi, H. Najmuddin. Pria kelahiran Ujungmalang, yang sekarang dikenal dengan Ujung Harapan Kota Santri. Najmuddin sedari kecil sudah dibentuk karakternya, mulai dari keterlibatan mahir organisasi sewaktu sekolah di Pesantren Attaqwa, Kyai Noer Alie, Bekasi, hingga menjadi aktifis di Kampus hijau, yakni IAIN Jakarta, sekarang UIN Syarif Hidayatullah.
Kematangan organisasi dan jiwa leadership ini menjadi bekal untuk turun di pemerintahan. Jalan hidup dan langkah yang Ia pilih ternyata tepat. Dirinya jadi Kepala Desa Bahagia, selanjutnya Sekertaris Camat, dan sekarang menjabat sebagai Camat Tambun Utara, Bekasi.
“Saya dipercaya menjadi Camat di Kampung gabus, Camat Tambun Utara Bekasi. Sebelumnya saya menjadi sekretaris camat,” tutur Bang Gadol, sapaan akrab H. Najmuddin.
Ia mengungkapkan, beberapa hal program kerja yang sedang Ia jalankan. Mulai dari pemasalahan tata ruang, hingga soal banjir yang kerap terjadi di sebagian Kabupaten Bekasi.
“Pertama soal banjir, Tambun adalah wilayah yang diapit dua kali besar, kali bekasi dan CBL (Citarum Bekasi Laut). Biasanya saat musim hujan wilayah saya terendam banjir akibat dari luapan dua kali tersebut. Sebagai Camat, saya melayani warga dengan profesional, agar tidak ada masyarakat mengeluh atas keterlambatan kinerja Camat,” tegasnya.
Soal pembangun sungai, kali, saluran air, jalan rusak, Bang Gadol mengungkapkan, saat ini sudah dilakukan normalisasi. Tahun 2021 ini ada dua kali besar sedang dinormalisasi, sehingga tidak ada lagi cerita banjir di wilayah Tambun Utara.
“Untuk kali CBL, Insya Allah bakal ada water way, dan akan ada pelabuhan juga, dan bakal dikeruk lagi kalinya biar air mengalir lancar sampai ke laut,” paparnya.
Selain itu, masih kata Bang Gadol, persoalan lain adalah sampah liar. Di pinggir kali banyak sampah lantaran belum ada kesadaran masyarakat membuang sampah, hingga dibuang ke kali.
“Itu bakal berdampak banjir. Sampah-sampah ini yang menyebabkan aliran air tersumbat,” ujar pria asli betawi ini.
Ketiga, soal kemacetan jalan. Pihaknya terus berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan terus bersinergi dengan petugas terkait. Dengan cara humanisme, pendekatan persuasif kepada para pengguna jalan, diharapkan ada kesadaran masyarakat dalam berkendara. Selain itu, dirinya juga terus membenahi tata ruang jalan, membangun berbagai infrastruktur, terutama pada jalan akses utama.
“Tambun Utara merupakan wilayah perbatasan Kota Bekasi dan Jakarta, akses keluar masuknya kendaraan dari Jakarta ke Bekasi, begitu sebaliknya,” ungkap Bang Gadol.
Terkait soal pandemi, wilayah Tambun Utara sudah bebas dari zona merah. Masyarakat setempat 95 persen sudah divaksin.
“Untuk saat ini wilayah Tambun Utara sudah zona hijau. Angka vaksinasi kita sudah 95 persen. Kita juga bekerja sama dengan stake holder, pihak kepolisian, tenaga kesehatan,” urai Bang Gadol.
Lebih jauh Bang Gadol memaparkan, dalam bekerja harus adanya sinergi dengan berbagai pihak, sehingga apa pun permasalahan bisa di atasi dengan ringan dan tuntas.
“Kalau kita ini tidak bisa bekerja sendiri, kita berkolaborasi. Kita punya posko penangan Covid-19. Kita sering berdiskusi, bagaimana caranya mengatasi pandemi covid-19. Lakukan sosialisasi prokes kepada masyarakat, memakai masker,” katanya.
Ketika covid melandai, kata Bang Gadol, kita melakukan vaksinasi massal dengan bahu membahu bersinergi dengan para pihak terkait.
“Dalam pemerintahan ada namanya pendekatan kultural, kita menggunakan sistem ini. Kita melakukan pendekatan kepada masyarakat, supaya masyarakat dapat akrab. Kita bisa mengetahui keinginan mereka,” ucapnya.
Bukan hanya itu saja,Bang Gadol juga menggerakan perekonomian saat pandemi dengan cara menghimpun para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayahnya.
“Kita memiliki kelompok UMKM. Saat ini kita mengumpulkan 50 orang para pelaku UMKM dalam rangka pemberdayaan ekonomi. Produk unggulan UMKM kita adalah kecap, kecap ini sudah diekspor keluar negeri, ada ikan cakalang sudah ekspor ke eropa. Produk UMKM kita meski sederhana tetapi sudah menjajaki pasar global,” jelasnya.
Sekedar informasi, wilayah Tambun Utara dulunya ditakuti banyak orang, lantaran masih banyaknya warga yang sedikit mengerti hukum dan minimnya syiar keagamaan.
Namun, kini berubah, wilayah tersebut pola pikir dan berpendidikan, salah satunya banyak kegiatan keagamaan dan para pemudanya juga aktif dalam organisasi keagamaan di musala, mesjid banyak pengajian, maulid dan laju pertumbuhan ekonominya juga lumayan pesat dengan banyaknya UMKM, mulai dari sektor perdagangan, hingga wisata dan kuliner.
“Dulu wilayah kita masuk zona hitam, banyak para jawara. Sekarang kita sudah masuk zona hijau, di mana setiap malam kegiatan keagaman sering digelar. Untuk kegiatan keagamaan disini sudah terwujud. Ini juga berkat para alim ulama, termasuk peran Kyai Noer Alie, murid-muridnya banyak tersebar disini, mengajar, berdakwah syiar agama,” ungkap Bang Gadol yang pernah nyantri di pesantren Attaqwa Kyai Noer Alie.
Lebih jauh Bang Gadol mengajak seluruh kalangan untuk membangun Tambun Utara, dengan cara bersinergi yang baik, terarah dan terukur. Sehingga tercipta masyarakat maju, sehat dan kuat secara ekonomi.
“Bagi saya kemajuan bukan hanya ditangan Camat, tapi ditangan semua pihak. Untuk seluruh Camat, mari kita bekerja secara profesional sesuai dengan undang-undang. Minimal kita bekerja sesuai apa yang diharapkan warga kita,” tutupnya.