TerasBerita.ID-Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief mengatakan bahwa penurunan trend kasus Covid-19 membawa angin segar dalam pelaksanaan haji dan umrah.
Sebab itu pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama RI bergerak cepat menyiapkan skema jika pihak kerajaan Arab Saudi memberikan ‘lampu hijau’ terkait pemberangkatan jemaah umrah asal Indonesia.
“Salah satu kunci yakni penurunan angka Covid-19 di Indonesia menjadi angin segar (kabar baik) bagi jemaah umrah Indonesia. Dan kita perisapkan skema jika Pemerintah Arab Saudi sudah membolehkan jemaah berangkat umrah,” ucap Hilman saat berbincang pada program Special Interview di SuaraPemerintah.ID, Kamis (07/10/21).
Hilman mengungkapkan bahwa ada kerinduan para petugas jemaah umrah, lantaran vakum selama 2 tahun lamanya akibat pandemi. Dengan nanti dibukanya kembali penyelengaraan umrah, sektor-sektor perekonomian bisa bergerak lagi, terutama hotel penginapan jemaah, travel haji dan umrah, serta para petugasnya.
“Para petugas haji sudah istirahat selam 2 tahun. Berharap jika nanti dibuka kembali, ada pemasukan di sektor penyelengaraan umrah dan haji, mulai dari petugasnya, sampai penyedia fasilitas jemaah, semisal hotel penginapan, travel dan lain-lain,” harap Hilman.
Sebab itu, pihak Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI dengan pemerintah Arab Saudi bersama-sama mencari jalan tengah (solusi) agar kegiatan tahunan tersebut bisa kembali berjalan.
“Kita sama-sama mencari solusi terbaik. Sehingga penyelengaraan umrah bisa berjalan kembali. Saat ini kita memang musti bersabar menunggu quota dari pemerintah Saudi,” tutur mantan ketua Lazismu tersebut.
Lebih jauh, Ia menjelaskan bahwa, pemerintah Saudi menetapkan standar proteksi dan prokes ketat. Hal ini agar tidak ada lagi wabah virus Corona dalam ibadah umrah dan haji nantinya.
“Hanya meyakinkan, mengenai proses kesiapan sekenario, dalam waktu dekat berharap bebas Covid-19. Kita koordinasikan juga kepada para stakeholder penyelengara umrah,” jelasnya.
Perihal jumlah jemaah umrah, Hilman mengungkapkan pihaknya masih menunggu kabar dari pemerintah Saudi. Jika sudah dipublis, maka PHU kemenag RI bakal sigap persiapkan apa syarat-syaratnya.
“Untuk quota belum dimention, begitu quota disebutkan, kita baru bisa tetapkan, bagaimana model, tata cara keberangkatan jemaah umrah ke Saudi. Saat ini quota belum diumumkan. Dari kementerian Agama RI, tahun lalu juga sudah menunggu dan melobi,” urai Hilman.
Soal vaksinasi, Hilman mengatakan bahwa jemaah umrah tentu sudah mempersiapkan syarat-syarat diminta pemerintah Saudi dengan melakukan vaksinasi dan cek kesehatan.
“Adanya asrama haji tentu menjadi sebuah garda terdepan, fasilitas-fasilitas kesehatan kita tingkatkan, sebagai bentuk kontrol kedepannya,” Tegasnya.
Jika dalam waktu dekat ini, kata Hilman, pemerintah Saudi mengizinkan keberangkatan jemaah umrah Indonesia berangkat, tentu pihak Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI bersiap diri dan menyambut baik kabar tersebut.
“Kuncinya ada dua. Pemerintah Saudi membuka, dan kita siap-siap diri,” ungkap Hilman.
Bukan hanya itu, Hilman juga berharap bisa mengirim jemaah umrah di gelombang pertama pasca pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama 2 tahun.
“Kita berharap bisa kirim jemaah umrah di gelombang pertama. Jika terlaksana bisa jadi sejarah pengiriman jemaah umrah pasca pandemi,” tutup Hilman.