TERASBERITA.ID, KOTA BEKASI – Pesta demokrasi pemilihan Rukun Warga (RW) 07, Kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi sangat meriah.
Moment bersejarah di Kampung Pengarengan, sistem demokrasi terbuka. Masyarakat yang punya hak memilih datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) datang berbondong-bondong.
Meski diguyur hujan, antusiasme warga terlihat masih memadati halaman Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Attaqwa 10 Kampung Pengarengan.
Calon RW 07 kali ini ada dua nama, yakni Isomudin nomor urut 1 dan Mastur Hasanudin nomor urut 2.
Pemilihan RW 07 menentukan arah masa depan 5 tahun kampung Pengarengan. Sebab itu sistem demokrasi yang beretika dan bermartabat diperlukan. Hal ini disampaikan Ketua Pelaksana Pemilihan RW 07 Kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi.
“Kita mengimbau masyarakat yang punya hak pilih agar menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS. Jadikan moment ini menjadi ajang demokrasi yang sehat dan masyarakat bermartabat,” imbau Ahsay sapaan akrab Sayutih Rojalih di Lokasi TPS Halaman MIA 10 Kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi.
Panitia Pemilihan RW 07 kali ini sangat solid. Dengan berseragam batik dan berkopiah hitam sigap melayani warga yang ingin menyoblos dibilik TPS.
Tiga bilik TPS disediakan. Meski pemilih antri mengular, namun tetap tertib dan berjalan lancar. Sebab itu pesta demokrasi level kampung ini diharapkan menjadi contoh bagi kampung-kampung lain dalam menjalankan sistem demokrasi yang beradab.
“Kita berharap pesta demokrasi ini menjadi contoh untuk kampung-kampung lainnya. Jaga persaudaraan dan persatuan kampung. Berbeda pilihan boleh, tapi jangan baperan (gede ambek), dan jangan saling menjatuhkan antar sesama,” ujar pria lulusan Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tersebut.
Di tempat yang sama, Dede Rosyadi, pengamat komunikasi sosial berharap, demokrasi di kampung Pengarengan menjadi sebuah pembaharuan sistem demokrasi. Sebab, berdemokrasi yang santun dan damai adalah menjadi cita-cita luhur para founding fathers bangsa Indonesia.
“Saya salut kepada panitia yang berani melakukan terobosan pemilihan RW secara modern dan bermartabat. Dan kita malu jika sistem demokrasi diciderai segelintir oknum. Kedewasaan pola fikir, saling menghargai itu menjadi kunci demokrasi,” jelasnya.
Lebih jauh Ia menilai, pemilihan Ketua RW ini sangat berbeda dari sebelumnya. Ramainya tentang pemilihan ini menjadi nilai dua sisi.
‘Sisi positif, jika lancar dan sukses bakal mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Baik dari masyarakat secara luas, para tokoh dan pemerintah setempat,” ujarnya.
“Sisi negatif, jika pemilihan Ketua RW ini terjadi insiden rusuh, saling bertikai, bahkan saling pecah kongsi antar saudara, antar sesama manusia. Hal ini menjadi catatan buruk sistem demokrasi pada level kampung,” tegas Ia.
Sebab itu, dibutuhkan kedewasaan dalam berdemokrasi. Berbeda pilihan bukan berarti tidak saling mengenal, justeru momentum ini menjadi kesempatan membuktikan bahwa masyarakat kampung siap menyongsong perubahan yang lebih baik.
“Siap kalah dan siap menang dalam berdemokrasi. Sekarang era-nya adalah berdemokrasi santun dan bermartabat,” pungkasnya.
Reporter: Ayuningtyas
Redaktur: Billy ZH