TerasBerita.ID-PT MRT Jakarta mengeluarkan strategi khusus untuk menghadapi krisis dialami saat pandemi Covid-19. Seperti diketahui, jumlah penumpang MRT Jakarta anjlok imbas adanya berbagai kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat demi menekan kasus Covid-19.
Melalui langkah business continuity management (BCM) berupa strategi business beyond normal (BBN), PT MRT Jakarta berupaya memutar roda perusahaan di tengah kesulitan akibat pandemi. Plt Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan, beyond ridership merupakan strategi dalam memaksimalkan pemasukan.
“Tidak hanya berasal dari pendapatan tiket, tetapi juga dari pendapatan non-farebox seperti melalui layanan periklanan, retail, dan naming rights,” ujar Tomo, Minggu (9/8/2021).
Bahkan, melalui strategi ini, PT MRT Jakarta baru-baru ini mendapat penghargaan The Best GRC dan Performance Exellence Award 2021 yang diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia. Adapun BBN memiliki tiga komponen utama, yakni beyond ridership, beyond physical mobility, dan beyond transport.
Sementara itu, beyond physical mobility merupakan strategi bisnis dalam mengembangkan aspek digitalisasi bisnis.
“Salah satunya dengan menghadirkan aplikasi MRT Jakarta untuk penumpang dengan beragam fitur di dalamnya, termasuk layanan QR-ticketing (contactless payment), sambung Tomo.
Kemudian, beyond transport network. stategi merupakan pengembangan bisnis MRT Jakarta yang tidak hanya sebagai penyedia layanan transportasi, tetapi juga sebagai city regeneration melalui pengembangan transit oriented development.
“Penerapan strategi business beyond normal membuat MRT Jakarta tetap mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19,” jelas Tomo.
Lebih lanjut, Tomo mengatakan, strategi ini berhasil dijalankan MRT Jakarta dengan dukungan penerapan governance, risk management, and compliance (GRC).
“Sebagai fondasi yang kuat, MRT Jakarta senantiasa mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Dalam setiap proses pengambilan keputusan, dipastikan selalu mempetimbangkan risiko dan mitigasi,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Tomo, penerapan GRC di MRT Jakarta juga diperkuat dengan diperolehnya ISO Manajemen Terintegrasi (Sistem Manajemen Mutu 9001:2015, Sistem Manajemen Lingkungan 14001:2015, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 45001:2018, dan Sistem Manajemen Anti Penyuapan 37001:2016.