TerasBerita.ID-Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Tahun ini, HGN 2021 mengangkat tema “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”.
Salah seorang guru Ponpes Attaqwa Putra, Bekasi, Dani sapaan akrab Ahmad Syafiudin mengatakan, bahwa peran guru sangat strategis dalam membimbing para generasi muda Indonesia menjadi generasi emas di masa depan.
“Peran guru sangat strategis sebagai pembimbing generasi muda di Indonesia,” ujar Dani saat diwawancarai, Kamis (25/11/21).
Menurutnya, profesi guru menjadi posisi sentral dalam memberikan pengetahuan bermanfaat bagi generasi muda, dalam menggapai cita-citanya di masa depan.
Dani berharap, para murid bisa sukses sesuai cita-citanya, di mana para muridnya berhasil mewujudkan apa yang diinginkannya. Sehingga muridnya dapat membanggakan kedua orang tua, dan juga gurunya.
“Harapan saya kepada murid adalah kesuksesan. Karena guru dengan segala daya dan upaya mentransformasikan pengetahuannya kepada murid, sehingga diterima dengan baik, sehingga menjadi bekal untuk menggapai cita-citanya,” tutur penceramah jebolan Dai Aksi Indosiar tersebut.
Era digital saat ini membuat para guru dituntut berinovasi pada perkembangan zaman. Di mana para guru harus memiliki kemampuan teknologi, sehingga adatif.
“Ya memang seharusnya seorang guru harus upgrade, berbenah diri. Siap pada tantangan zaman,” tegasnya.
Era 4.0, guru ‘dipaksa’ melek teknologi, harus menerima perubahan zaman. Sebab itu, para pendidik harus banyak ikut pelatihan mengenai ilmu teknologi, pada akhirnya menjadi guru siap pakai.
“Tentunya guru dituntut punya skill. Sebelumnya kegiatan belajar dengan cara tatap muka, beralih ke virtual, sehingga guru dituntut untuk bisa mengoperasikan teknologi,” tegasnya.
Disinggung soal kesejahteraan guru, Ia mengatakan bahwa untuk guru bestatus ASN tentu sudah sejahtera. Tetapi beda dengan guru honorer, gaji yang didapat para guru honorer sangat berbeda jauh dengan guru ASN.
“Kita berdoa semoga para guru di seluruh Indonesia sejahtera, minimal dapat berkah,” ucap pria yang mirip musisi Band Dewa, Dani Ahmad ini.
Pria yang sudah lama mengajar di pesantren Attaqwa, Bekasi ini memberi saran, bagi yang ingin menjadi guru harus memiliki kecerdasan inlektual. Menguasai materi, punya kecerdasan sosial, agar bisa bersosialisasi ke masyarakat. Selain itu, punya kecerdasan spiritual, guru mendoakan muridnya, meminta kepada Allah SWT agar muridnya mendapat ilmu bermanfaat dan berkah dunia akhirat.
“Guru ridho memberikan ilmunya, muridnya iklas diajarkan. Insya Allah berkah hidupnya,” katanya.
Terkait berprofesi menjadi seorang guru, banyak suka dan duka dilalui pria asli Betawi Karang Tengah ini. Baginya, sebuah kebanggaan jika murid yang pernah dididik menjadi sukses diberbagai bidang.
“Menjadi guru tentu sebuah tantangan dan peluang lahan amal ibadah. Senang rasanya jika murid yang kita didik menjadi sukses,” tandasnya.
Selain itu, peran guru sangat penting untuk mencetak generasi emas Indonesia di 2024. Harapannya pemerintah bisa bersinergi dengan para guru. Di antaranya, memfasilitasi guru dengan segala infrastruktur dan fasilitas yang memadai.
“Sinergi pemerintah dengan para guru sangat penting untuk mencetak generasi emas di masa depan,” saran Dani.
Terakhir, Dani berpesan untuk para guru, bahwa tidak ada murid bodoh, yang ada adalah bagaimana guru mencari metode pembelajaran yang tepat sasaran, agar murid dapat menerima pelajaran dari sang guru.
“Pendidik harus paham dan tahu bagaimana metode mengajar. Murid jika didik dengan tepat, maka bakal jadi orang sukses. Tidak ada murid bodoh, sebab itu tata cara mengajar guru yang musti dievaluasi secara terus-menerus,” pungkasnya.