TerasBerita.ID-Harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel telah ditetapkan di Rp 800/saham.
Harga penawaran saham anak usaha bisnis menara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini berada di rentang bawah dari harga yang ditawarkan sebelumnya, yakni Rp 775-Rp 975/saham.
Berdasarkan prospektus ringkas yang disampaikan perusahaan, jumlah saham yang dilepas sebanyak 22.920.512.000 atau setara dengan 27,63% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan nominal 228/saham.
Jumlah ini berada di bawah target sebelumnya yang sebanyak-banyaknya 25.540.000.000 saham atau 29,85% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum.
Dengan demikian, dari IPO ini perusahaan akan mendapatkan dana segar senilai Rp 18,34 triliun.
Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.619.487.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 228/saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 3,06% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Jika begitu, maka perusahaan akan memperoleh dana dari IPO ini senilai Rp 20,43 triliun.
Untuk program Pemberian Saham Penghargaan Dalam Program Employee Stock Allocation (ESA) dan Hak Opsi Pembelian Saham Dalam Program Management And Employee Stock Option Plan (MESOP), perusahaan mengalokasikan 0,11% saham dan 0,13%.
Perusahaan akan mulai melakukan penawaran umum pada 16-18 November nanti dan target pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021 nanti.
Dana hasil penawaran umum ini oleh perusahaan sebanyak 44% akan digunakan untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Lalu sebesar 56% akan digunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR, Rabu pekan lalu (10/11), Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah sempat mengungkapkan bahwa saham MTEL ditawarkan dengan harga Rp 775-Rp 975/saham.
“Angka persisnya nantinya ini masih proses [harga IPO], ada literasi yang dilakukan menyesuaikan aturan yang ada, tapi 29,8% ini angka maksimum. Total yang diharapkan adalah Rp 15 triliun sampai Rp 24 triliun dan ini semua akan masuk kepada Mitratel,” kata Ririek.
Dengan angka yang sudah ditetapkan, dan raihan Rp 18,34 triliun, maka Mitratel belum melampaui dana IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang listing pada 6 Agustus lalu dengan raihan dana Rp 22 triliun, saat itu terbesar dalam sejarah pasar modal.
Perusahaan bekerjasama dengan PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO ini. Selain itu juga ada HSBC, JP Morgan, dan Morgan Stanley sebagai joint global coordinator.