TERASBERITA.CO.ID, KOTA BEKASI – Hujan mengguyur di beberapa wilayah Kota Bekasi, termasuk di kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Intensitas air hujan tinggi, membuat saluran air tidak mampu menampung laju air turun ke tanah. Padahal, beberapa jalan utama Kp. Pengarengan baru tuntas dicor ulang.
Akibatnya, genangan air terlihat hampir di jalan gang perkampungan tersebut. Butuh lama, air surut. Sebab, selokan (got) lintasan air makin kecil tergerus oleh rumah-rumah dan pembangunan.
Agus (27), warga Kp. Pengarengan, RT 02 RW 07, mengeluhkan genangan air yang kerap terjadi saat hujan deras. Ia bersama keluarganya, terkepung genangan air. Meski tidak terlalu tinggi genangan tersebut, namun membuat dirinya saat hendak berangkat kerja musti menuntun sepeda motor terlebih dahulu.Takut terperosok saluran air.
“Kalau hujan besar, pasti air kumpul di sini. Air enggak jalan, selokan air kecil soalnya. Kadang juga air limpas (masuk) ke dalam rumah,” keluh Agus, saat diberbincang di kediamannya, Kp. Pengarengan, Kaliabang Bekasi Utara, Kota Bekasi, Kamis (8/12/22) sore hari.
Ia berharap, pihak terkait. Dalam hal ini RT dan RW setempat memperhatikan permasalahan genangan air, tidak menutup kemungkinan ke depannya air hujan bakal merendam halaman rumahnya.
“Ini perlu perhatian dari RT dan RW setempat. Apalagi kita rutin bayar iuran warga. Lingkungan musti diperhatikan, termasuk saluran air,” imbaunya.
Warga RW 007 lainnya, Dian (40), juga ‘kebagian’ genangan air hujan. Kamar mandinya selalu terendam dari air hujan yang masuk ke dalam rumahnya. Lantaran posisi kamar mandi berdekatan dengan kebun, air mengantong tidak jalan, lantaran saluran air yang kecil dan got saluran air terbatas, lantaran rumah penduduk setempat tidak memperhatikan, memberi ruang saluran air di depan rumahnya.
“Kalau hujan awet gini. Kamar mandi jadi banjir. Air pada masuk ke kamar mandi. Kita musti nunggu air surut, baru bisa ke kamar mandi,” katanya.
Rumah Dian, memang berdampingan dengan kebun warga. Jika hujan turun cukup lama, air menggenang di sepanjang jalur selokan. Air masuk lewat saluran pipa kamar mandi, lantaran saluran pembuangan air menuju persawahan sudah keci, bahkan tidak mampu menampung volume air yang turun.
“Selokan air memang musti dibenahi. Banyak rumah-rumah di sini enggak punya saluran air. Bangun rumah asal bangun. Depan rumah enggak ada saluran airnya. Kalau musim hujan baru terasa, banyak genangan air di depan rumah,” keluh Ibu rumah tangga dua anak tersebut.
Ia berharap pihak terkait, peduli dan memperhatikan persoalan genangan air saat hujan. Jika diabaikan, tidak menutup kemungkinan kampung pengarengan bakal langganan banjir.
“Ini perlu solusi. Perlu ditata lagi. Jangan sampai dikemudian hari baru mengeluh banjir. RT dan RW musti turun tangan. Benahi lingkungan. Salah satunya penataan saluran air,” tutup Dian.
(Dede Rosyadi /drs)