TerasBerita.ID–Bupati Sambas, Satono memberikan dukungan penuh adanya ekspor buah pinang Sambas oleh PT Agro Borneo Maju ke India yang dilakukan seorang pengusaha di Senturang, Kecamatan Tebas, Sabtu (6/11).
Sebelumnya, Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi juga telah memantau langsung kesiapan ekspor pinang perdana tersebut pada Jumat (5/11/21).
Satono mengatakan, Sambas punya banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa diekspor selain buah pinang. Dia sangat apresiasi terhadap pengusaha di Senturang yang bisa melakukan ekspor pinang ke luar negeri.
“Padahal kalau kita lihat, kebun pinang di Sambas ini tidak begitu banyak, tapi eksportir bisa mengumpulkan pinang dari petani. Sehingga itu secara tidak langsung akan menjalankan roda perekonomian masyarakat,” katanya.
Satono berharap, masyarakat sadar akan potensi buah pinang dari segi ekonomi. Dia mengajak masyarakat banyak-banyak menanam pinang yang memiliki kualitas yang baik agar bisa dijadikan investasi jangka panjang bagi petani.
“Masyarakat kebanyakan hanya menanam pinang sebagai selingan saja. Tapi sekarang petani sudah sadar nilai dan potensi pinang. Artinya, saya ingin apapun sumber daya alam kita yang bisa berdampak pada ekonomi masyarakat itu harus dimaksimalkan,” katanya.
Satono meminta masyarakat petani untuk tidak takut bercocok tanam. Dia menyebut, dari ujung Selakau sampai ujung Subah, apapun ditanam bisa hidup. Apalagi jika tanaman itu dirawat, dipupuk dan dijaga dengan rutin, hasilnya bisa berkali-kali lipat.
“Potensi ekspor sangat terbuka lebar bagi petani dan pengusaha di Kabupaten Sambas. Sebab, Sambas memiliki pintu keluar masuk Malaysia dari PLBN Aruk ke Biawak,” katanya.
Satono meminta ekspor pinang yang dilakukan di Senturang, bisa berkelanjutan sehingga para petani pinang bisa merasakan dampaknya secara langsung.
Sebelumnya, Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi mengapresiasi perusahaan eksportir PT Agro Borneo Maju yang mengekspor pinang Sambas ke luar negeri.
“Jadi, kalau saya lihat tadi sebenarnya komoditas pinang ini kesempatannya sangat besar untuk dijadikan unggulan komoditas ekspor oleh Kabupaten Sambas,” ungkap Rofi, Jumat (5/11).
Rofi menginginkan kegiatan ekspor tersebut dapat terus dilakukan, sehingga masyarakat yang memiliki tanaman pinang mendapatkan manfaat lebih dari jenis tumbuhan pekarangan tersebut.
“Hal ini dibuktikan oleh kawan-kawan kita yang telah mengekspor perdana pinang ke luar negeri. Harapannya ini terus berkembang dan bisa terus dilakukan,” katanya.
Diungkapkan Wabup, potensi pasar ekspor sangat terbuka luas, hanya saja memenuhi permintaan secara kontinyu dan dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi menjadi kendalanya.
“Sebenarnya di luar pinang juga ada komoditas lainnya seperti beras dan produk hortikultura, namun kuantitas jumlahnya yang belum bisa dipenuhi,” kata Rofi.
“Kedepan masyarakat kita dorong dengan keterlibatan Pemda mengedukasi masyarakat dan sadar serta fokus mengembangkan komoditas eskpor lainnya seperti Lada, Kelapa dan Jeruk yang ada di Sambas,” lanjutnya.
Kabupaten, papar Rofi, juga membentangkan karpet merah bagi perusahaan eksportir untuk membuka usahanya di Sambas.
“Keterlibatan Pemda juga tentu kita membuka ruang bagi perusahaan ekspor untuk hadir di Sambas dan mendorong memperbanyak kuantitas komoditas ekspor yang ada, dan maksimalisasi Inpres 01, karena ini juga termasuk komoditas ekspor yang didorong oleh pemerintah pusat,” tukasnya.
Komoditas pinang memiliki nilai ekonomi yang sangat menjanjikan, tanaman yang semula banyak dijadikan pohon hias pekarangan ini, ternyata diminati dunia untuk bahan dasar industri.
Di Kabupaten Sambas, beberapa petani mulai menyadari potensi pinang tersebut, bahkan di Kecamatan Tebas telah terdapat sentra pengumpul pinang untuk kemudian diekspor ke luar negeri.
Endo Hutomo, seorang pemuda asal Kecamatan Tebas ternyata dalam beberapa waktu belakangan telah mengekspor buah pinang ke India, tak tanggung-tanggung, 20 kontainer per bulan harus dia cukupi.
“Karenanya kami membuka penampungan buah pinang kering milik petani, komoditas ini memiliki nilai ekspor yang sangat tinggi,” ungkapnya pada media Agustus lalu.
Penampungan buah pinang milik Endo Hutomo terletak di Jalan Raya Tebas, Kecamatan Tebas, Mekar Sekuntum. Gudang miliknya mampu menampung 50 ton pinang kering.
“Pinang bulat yang kita tampung, termasuk BS pun kita ambil untuk jual di lokal, bahkan pinang yang pecah juga kita tampung ini untuk kebutuhan pasar lokal misalnya di jawa, ini untuk pembuatan tinta baju batik,” papar Bupati Satono seperti dilansir dari suarapemredkalbar.com.
Hampir kebanyakan pinang yang ditampung 60 persennya dari Sambas, tapi ada juga dari Pontianak, Kubu Raya, Singkawang, Mempawah dan lain lain.
“Kami saat ini sementara bisa menampung di angka 50 ton, harga sekarang ini cukup baik sekitar 20 sampai 23 ribu dengan syarat pinang bulat, bagus, tidak pecah dan hitam, tingkat kadar air setidaknya 10 persen ini masuk grade A,” pungkjasnya..