TerasBerita.id – Nanang Wahyudi, seorang pengusaha asal Desa Kalowang, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, menumpahkan kekecewaannya terhadap program bantuan sosial yang turun ke Pulau Sapudi yang dinilai tidak transparan. Melalui unggahan video di TikTok, Yudik—panggilan Nanang Wahyudi—menyoroti dua isu utama:
– *Ketidakjelasan Distribusi Bantuan Kambing dari HCML*: Bantuan kambing yang seharusnya diberikan kepada nelayan sebagai masyarakat terdampak pengeboran migas justru tidak jelas siapa penerimanya. Yudik mempertanyakan transparansi distribusi bantuan kambing dan menuding adanya ketidaksesuaian dalam realisasinya.
– *Dugaan Kerugian Warga Akibat Program BSPS*: Program BSPS yang bertujuan membantu masyarakat dalam renovasi rumah tak layak huni justru merugikan rakyat karena dugaan ketidaktepatan sasaran penerima dan pelaksanaan yang tidak sesuai harapan.
“Nama-nama penerima kambing sudah ada. Kok tak ada kambingnya. Entah ada di mana kambing itu,” kata Yudik di akun TikTok-nya.
Yudik juga menyoroti pelaksanaan BSPS yang dinilai tidak tepat sasaran. “Yang menerima bantuan BSPS harus kehilangan sapi. Karena barang yang diterima di bawah Rp 10 juta,” tambah Yudik.
Yudik mengaku heran dengan sikap kepala desa, tokoh masyarakat, dan aktivis di Pulau Sapudi yang banyak memilih diam tak bersuara melihat kedzaliman yang menimpa masyarakat.
“Para tokoh masyarakat, kepala desa, dan aktivis seharusnya menjadi penyambung aspirasi rakyat, tapi kenapa diam yang terkesan membiarkan masalah yang menimpa masyarakat,” lanjut Yudik dalam curhatannya.
Video curhatan Yudik di TikTok kini viral dan mengundang beragam reaksi dari masyarakat. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak HCML maupun Pokmas dan penanggung jawab BSPS di Pulau Sapudi terkait keluhan yang disampaikan Nanang Wahyudi.