TerasBerita.ID-Pemerintah terus mendorong sistem integerasi transportasi Jabodetabek. Beberapa hal dilakukan mulai dari penataan stasiun, sistem tiket terkoneksi hingga pembangunan jembatan penghubung di Dukuh Atas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, Direktur Utama Moda Integerasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat, dan stake holder terkait melakukan peresmian sistem integrasi transportasi Jabodetabek digelar di stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (29/9/21).
Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), Tuhiyat, mengatakan ada empat kegiatan peresmian hari ini. Mulai dari sistem tiket terintegrasi, pembangunan jembatan multiguna di Dukuh Atas, revitalisasi lima stasiun, hingga penandatanganan komitmen sistem integrasi transportasi.
“Sistem transportasi tarif terintegrasi sudah diuji coba pada Agustus kemarin melalui aplikasi. Jak Lingko juga sudah memiliki kartu terkoneksi, antara KA commuter, MRT Jakarta dan LRT Jakarta,” terang Tuhiyat.
“Jadi nanti pada 2022 terintegrasi semua. Jadi nanti jembatan multiguna selesai pada tahun depan, revitalisasi lima stasiun juga selesai pada tahun depan,” lanjutnya.
Penataan stasiun tahap 2 meliputi stasiun Tebet, stasiun Pal Merah, stasiun Tanah Abang, staisun Gondangdia, stasiun Manggarai, hingga stasiun Jakarta Kota. Adapun progres pengerjaan fisik sudah di atas 50 persen.
“Stasiun Tebet dan Pal Merah sudah diresmikan hari ini. Sisanya stasiun Manggarai 95 persen, Gondangdia sudah 69 persen keduanya ditarget selesai tahun ini. Jakarta Kota tahun depan,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersyukur melihat adanya kolaborasi ini. Ketika integrasi tuntas, maka memungkinkan ada harga tiket yang berbeda tiap penumpang.
“Seperti veteran itu nanti beda kayak di negara maju, begitu juga dengan pelajar, guru, pensiunan, dan orang yang berjasa. Sehingga public transport kita memberikan simbol penghargaan,” katanya.
Harapan Anies sistem subsidi tidak lagi pada barang, melainkan pada orang yang memang membutuhkan. Sehingga warga Jakarta tetap merasa bersyukur tinggal di ibu kota.