TERAS BERITA ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo saat ini sedang melakukan rangkaian kunjungan ke empat negara yakni Jerman, Ukraina, Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) selama akhir Juni.
Jokowi berangkat dari Indonesia menuju Jerman pada Minggu sore (26/6/2022). Kunjungan presiden ke Jerman dalam rangka memenuhi undangan Jerman selaku Ketua G7 untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.
Usai melakukan kunjungan kerja ke Ukraina dan Rusia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan untuk mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA).
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Penyelenggaraan Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH. Hafidz Taftazani menyampaikan pesan serius kepada Presiden Jokowi terkait dengan persoalan haji.
Menurutnya ada dua usulan yang harus disampaikan oleh Jokowi kepada Raja Salman / Muhammad bin Salman. Hal ini sangat penting karena menyangkut nasib masa depan ratusan ribu jamaah haji Indonesia pada khususnya serta jamaah haji dunia pada umumnya.
“Usulan pertama jangka pendek, yaitu menukar Mina (muaisim) dengan yang lebih dekat ke Jumarot,” ucap KH Hafidz Taftazani, Senin (27/6/2022).
KH Hafidz menjelaskan bahwa jamaah Indonesia selama ini sudah 40 tahun lebih menempati tenda Mina (muaisin) yang letaknya sangat jauh.
“Mina itu kan letaknya diantara dua gunung, jamaah Indonesia saat ini menepati tenda yang berada paling jauh di belakang gunung (muaisin). Meskipun sudah dibikin terowongan tetep saja masih jauh. Hal ini perlu diusulkan oleh Presiden Jokowi supaya jamaah Indonesia bisa bergantian dengan jamaah dari negara lain yang letaknya di tengah, karena jamaah Indonesia dari segi fisik kan lebih kecil jika dibanding jamaah dari negara Eropa. Sehingga nanti orang kita tempatnya tidak jauh lagi,” ucap KH Hafidz.
Menurut Waketum Asosiasi Bina Haji dan Umrah (Asbihu NU), Indonesia sudah waktunya menempati posisi didepan atau di tengah dan menjadi prioritas karena sudah 40 tahun lebih berada jauh di belakang.
Hal ini juga mengingat bahwa jamaah Indonesia dari segi fisik masih kalah besar jika dibanding dengan jamaah dari Eropa maupun Timur Tengah, selain itu Indonesia juga mengirim jamaah terbanyak di dunia.
Usulan kedua adalah usulan jangka panjang yaitu Pemerintah Kerajaan Saudi mengganti tenda di Mina khususnya diantara dua gunung (ma bainal jabalain) dengan bangunan bertingkat yang modern sehingga Mina akan muat jamaah lebih banyak lagi. Sehingga antrian jamaah haji juga bisa lebih pendek.
“Bagaimana jika diusulkan agar kemah-kemah diganti dengan gedung bertingkat agar menampung jamaah lebih banyak dan lebih dekat. Tentunya didukung dengan fasilitas modern. Saat ini kan tempat lempar jumroh sudah bagus dan arsitek bangunnya juga lebih dekat,” kata Lulusan Universitas Ummul Quro, Makkah.
Pria yang sudah puluhan tahun mengirim jamaah haji dan umrah ke Arab Saudi ini pun menjelaskan bahwa pada tahun 70-an, kondisi Mina saat itu dikelola oleh warga atau swasta.
Saat itu, Mina dipenuhi dengan bangunan bergedung dan bertingkat, namun sejak diambil alih oleh pemerintah Arab Saudi, kondisi mina nampak seperti sekarang yang penuh dengan ribuan tenda para jamaah haji dari berbagai penjuru dunia.
“Selama ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama atau yang lain sudah menyampaikan usul supaya Mina dibangun, namun belum terealisasi. Semoga jika yang menyampaikan Presiden Jokowi langsung dengan Putra Mahkota atau Raja dapat terealisasi. Usulan ini pasti akan di terima jika yang menyampaikan Presiden Jokowi langsung kepada Raja Salman / Muhammad bin Salaman,” pungkasnya.
(Farhan Firmansyah)