TERAS BERITA. ID, BEKASI – Dunia tempat persinggahan sementara, akhirat selamanya. Manusia kadang terlena, tertipu oleh gemerlap, kenikmatan dunia. Hanya orang yang beriman kepada Allah SWT, ganjaran pahala didapat.
اِنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ
“Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu,”.
Sesungguhnya kehidupan dunia itu bagi orang yang lengah hanyalah permainan yakni kegiatan tanpa tujuan yang benar dan senda gurau yang membawa kepada kelalaian.
Jika kamu beriman kepada Tuhanmu serta bertakwa dengan sebenar-benarnya dengan menunaikan perintan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Allah akan memberikan pahala kepadamu sebagai pembalasan dari amalmu dan Dia tidak akan meminta hartamu, yakni Dia tidak meminta hartamu seluruhnya melainkan hanya sebagian dari harta itu untuk diberikan kepada yang membutuhkan.
Tiap detik, menit dan jam manusia sibuk dengan ambisi hidup. Lupa bahwa esensi manusia hadir untuk beribadah kepada Allah. Ibadah dalam artian bekerja karena Allah, melakukan rutinitas sehari-hari karena Allah. Hidupku, matiku sema-mata hanya untuk Allah SWT. Itu kalimat yang kita baca dalam solat lima waktu.
Masihkan kita tidak yakin dan abai terhadap perintahNya?. Coba sesekali menepi, merenung, menjauh dari keramaian manusia. Tafakur dalam hening ruang, kita refleksi diri. Apa yang selama ini kita perbuat. Lebih banyak berbuat kebaikan atau sebaliknya.
Allah SWT tidak ingkar atas firmanNya. Ia menguji manusia yang berbuat kebaikan secara terus menerus. Apakah manusia itu teguh pendirian, atau runtuh.
Kadang manusia berfikir, Ya Allah kenapa aku sudah melakukan kebaikan, beramal soleh, taat ibadah tapi ujian terus menghampiri.
Kadang Allah suka “becanda’ dengan hambanya. Kadang Ia suka bikin menangis dan sedih manusia, biar manusia itu dekat merapat kepadaNya.
Dunia ini laksana tempat sendau gurau. Kadang kita sedih, esok gembira ceria. Kadang kita dapat musibah, esok kita mendapat berkah. Terus begitu selalu, hingga manusia menutup mata, meninggalkan dunia.
Masalah terus ada selama manusia hidup. Jadikan masalah menjadi sebuah tantangan agar, tingkatan mencapai kualitas hidup. Jika diuji lulus, manusia itu pasti mendapat kelebihan anugerah dari Allah SWT.
Peribahasa mengatakan. Sedih sewajarnya, dan gembira secukupnya saja. Jika kita sedang berada pada fase titik nadir, kita tidak hanyut terbawa kesedihan yang dalam. Jika kita mendapatkan kesenangan, kita juga jangan lupa bersyukur dan berbagi antar sesama makhluk.
Banyak manusia lupa akan jati dirinya, bahwa roda kehidupan terus berputar silih berganti. Sedih, senang, musibah terus datang menghampiri.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar umatnya selalu berdoa tolak bala, memohon ampun kepada Allah dalam setiap ibadah kita. Minta dijauhkan dari mara bahaya yang tiap saat mengintai. Satu satu cara menangkis musibah dengan sedekah.
Semoga ramadan ini menjadi momentum muhasabah diri. Meningkatkan kualitas, memantaskan diri di hadapan Allah SWT bahwa kita hamba yang memang layak mendapatkan anugerah.
Jangan hiraukan apa kata manusia. Pendapat manusia itu tidak selalu benar, tiap manusia beda kepala beda isi.
Ambil perkataan baiknya saja. Ucapan yang buruk atau membuat patah semangat, cibiran, hinaan dan candaan, serahkan kepada Allah SWT. Biar Allah yang urus.