TERAS BERITA.ID, BEKASI – Banyak cara dilakukan untuk menjalin silaturahim. Salah satunya bersepeda santai alias gowes santuy. Gowes santuy ini muncul dari ide iseng seorang guru MTs Ponpes Attaqwa Putra, Ahmad Syafi’uddin, atau lebih akrab dikenal publik dengan sapaan Dani Aksi di ruangan guru.
Ustadz Dani secara spontan angkat suara mengajukan ide gowes yang pesertanya dari para pengajar MTs Attaqwa Putra.
“Bagaimana, guru-guru kalau gowes kita hidupkan dan gencarkan lagi sebagai ajang silaturrahim, sekaligus perkuat imunitas saat pandemi,” ujar Ustadz Dani beberapa waktu lalu.
Saat itu juga, sontak para pengajar tertarik dengan ide gowes santuy tersebut. Tidak butuh lama, Ustad Dani didampingi pengajar muda, Ihya Ulumuddin bergegas memberanikan diri menghadap Kepala Sekolah MTs Attaqwa Putra, KH. Zubair Dasuki yang dikenal tegas dan disiplin.
Saat itu pikiran Ustadz Ihya, ibarat seperti melamar seorang gadis tanpa persiapan, yang belum tentu diterima, tapi percaya diri menghadap sang calon mertua.
Dugaan awal bakal ditolak mentah-mentah, tapi itu hanya pikiran negatif berseliweran di kepala pemuda asli Ciplak, Ujung Harapan ini.
Buktinya, setelah menghadap KH. Zubair Dasuki, ide tersebut malah disambut dengan antusias penuh suport. Bahkan, Guru Azub sapaan KH. Zubair Dasuki memberi saran tambahan, gowes santuy kalau perlu dirutinkan sebulan dua kali. Minggu pertama dan minggu terakhir.
“Awalnya takut ditolak, tapi ternyata diterima. Alhamdulillah,” ucap Ustadz Ihya Ulumuddin yang terkenal pandai membuat foto meme para tokoh publik di media sosial whatsapp.
Tanpa pikir panjang, Ustadz Ihya lantas gerak cepat (gercap) mengatur rute gowes sesuai arahan sang komandan gowes santuy, Ustadz Dani.
Perdana gowes santuy berlabuh di Kampung Wates, Babelan. Dengan rute Ujung Harapan – Kedaung – Kampung Wates, tepatnya di Perumahan Panjibuwono, kediaman Ustadz Bustanul Arifin alias Kak Pipin.
“Cari rute yang dekat aja dulu ya, untuk perdana jangan jauh-jauh. Nanti finish di rumah salah satu guru, sambil ngopi dan sarapan,” perintah Ustadz Dani ke Ustadz Ihya.
Waktu yang dinanti tiba. Gowes perdana dimulai, para pengajar mengayuh sepeda sudah beberapa kilo jarak tempuh dilalui. Matahari mulai terik, sampailah rombongan gowes santuy di kediaman Ustadz Pipin, tidak butuh waktu lama, nasi uduk plus teh hangat dan kopi menunggu untuk disantap bersama-sama. Luar biasa nikmatnya.
Ibaratnya, Nikmat dunia mana lagi yang kami dustakan. Gowes santuy, makan nasi uduk. Badan sehat, pikiran senang, pulang dengan hati yang riang.
Lantaran gowes perdana sukses dan lancar. Misi agenda gowes ke dua disusun dengan sistem ‘lelang’ tempat singgah gowes nantinya.
Saat itu tim gowes menawarkan kepada para ‘jamaah’ gowes santuy, siapa yang mau disambangi rumahnya untuk rute finish nanti.
Tidak butuh rapat panjang dan memakan waktu lama. Ustad Ihya Ulumuddin bergegas angkat tangan, kediamannya di Perumahan Palm Gabus, Bekasi siap disambangi rombongan gowes, sekaligus siap menyediakan menu tradisional istimewa, salah satu makanan khas Bekasi Utara yang sudah jarang dijual warung makan perkotaaan apalagi luar negeri. Sate Perut.
Mendengar usulan itu, komandan gowes santuy Ustadz Dani itu tanpa pikir panjang, langsung setuju ‘ketuk palu’, meski wilayah Gabus terkenal ‘angker’ dengan jawarannya yang sangar-sangar (cerita zaman dulu begitu).
Tepat hari Minggu (29/9/21) agenda gowes ke dua, rute Ujung Harapan-Gabus, Bekasi dijalankan. Satu kayuh, dua kayuh sampai tak terasa sudah berkilometer sepeda melaju dengan mulus selamat sampai tujuan. Alhamdulillah aman dan terkendali.
Kaki sudah lelah, perut keroncongan, sudah waktunya diisi. Kali ini Ustadz Ihya menyuguhkan menu makan olahan daging kambing berupa sate. Yakni ‘sate perut’ dimasak dengan cara tradisional, resep nenek moyang zaman dahulu. Sedap dan gurih bumbunya. Kebetulan menu ini kesukaan Kepala Sekolah MTs Attaqwa Putra, KH. Zubair Dasuki.
Tim inti gowes santuy mengajak para pencinta olah raga sepeda santai, khususnya para guru agar ikut berolah raga. Badan kuat, jiwa sehat, pikiran tenang.
“Yang mau ikut gowes santuy silahkan, jangan ragu dan bimbang. Yakin usaha gowes sampai tujuan. Usaha untuk sehat, usaha silaturahim ke rumah guru-guru. Pelan-pelan asal klakon,” ajak Ustadz Ihya dalam keterangan tulisnya dikirim ke meja redaksi TerasBerita.ID.
Sekedar informasi, tanggal 20 Februari 2022 tim gowes santuy sudah sepuluh kali berjalan.
Harapannya, gowes santuy ini tetap lestari dan terjalin silaturahim yang harmonis antar para pengajar.
Merawat silaturahim ialah mengumpulkan yang berserak, menyatukan yang jauh menjadi dekat. Yang dekat menjadi tambah akrab. Yang akrab menjadi kerabat. Itu berkah dan pentingnya silaturahim. Biar Santuy tapi pasti. (Ihya Ulumuddin Emg).