TERAS BERITA.ID, Lumajang– Kejadian lucu terjadi saat salah seorang pengungsi korban erupsi Semeru melakukan dialog dengan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin di lokasi pembangunan Hunian Sementara (Huntara) Desa Sumber Mujur, Kec. Candipuro, Lumajang, Jumat (14/01/2021).
Pasalnya seorang pengungsi bernama Muljaki berbicara dengan Wapres menggunakan Bahasa Madura.
“Silahkan kalau ada yang mau (menyampaikan) harapan boleh, bertanya boleh, (memberikan) usulan boleh. Nanti ada penerjemahnya kok,” Ucap Wapres KH. Ma’ruf Amin saat membuka dialog dengan para pengungsi tersebut.
Mendengar ucapan Wapres yang mempersilahkan para pengungsi untuk berdialog meskipun menggunakan bahasa daerah, Mujlaki lantas berdiri dan mulai berbicara dengan bahasa Madura.
“Tak langkung kula gebei bahasa Madura,” ucap Muljaki yang berarti ‘mohon izin saya memakai bahasa Madura’.
Mendengar permohonan izin Muljaki, Wapres pun mempersilahkan dengan menjawab menggunakan kata ‘monggoh’. Sontak saja jawaban Wapres mengundang tawa para pengungsi lainnya, karena kata “monggoh” merupakan bahasa Jawa meskipun artinya silahkan.
“Eh monggoh apa ya Bahasa Maduranya, kalau sakalangkong saya tahu artinya terima kasih,” canda Wapres yang kembali diikuti tawa para pengungsi.
“Saya kemarin ke Madura, saya hari ini ke Lumajang tapi kok seperti di Madura,” candanya Wapres.
Dengan adanya canda Wapres ini, suasana dialog pun berlangsung cair. Para pengungsi yang awalnya tampak tegang berubah menjadi sumringah.
Tak lama kemudian, Wapres menunjuk Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Zainal Fatah menjadi penerjemah dadakan karena ternyata ia juga berasal dari Madura.
“Atas nama tokoh masyarakat saya mengucapkan terima kasih tak terhingga, Bapak Wapres sudah berkenan hadir di Sumber Mujur,” ungkap Muljaki yang tetap menggunakan bahasa Madura.
“Harapan saya, dari hadirnya Pak Wapres, kami punya banyak harapan. Semoga Bapak diberi kesehatan selalu, sehingga Pak Wapres membawa berkah di tempat relokasi Sumber Mujur,” imbuhnya.
Selain Muljaki, seorang pengungsi lain bernama Slamet Haryadi juga turut menyampaikan harapan dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wapres.
“Di sini saya dari perwakilan para pengungsi berterima kasih banyak kepada Bapak Kades yang sedia menampung kami dan kami berterima kasih juga kepada Bapak Wapres dan pemerintah yang sudah sedia menampung kami. Harapan kami sebagai pengungsi ini cepat (selesai),” ucapnya dengan terbata-bata menahan tangis haru.
Mendengar ucapan dan aspirasi para pengungsi tersebut, Wapres kembali meyakinkan bahwa Huntara akan segera dibangun dan akan dilanjutkan dengan Hunian Tetap (Huntap).
“Insya Allah, apa yang diharapkan segera (direalisasikan) dan sudah disiapkan. Ini sudah disiapkan secara matang, dan Insya Allah seperti tadi dikatakan Pak Bupati sudah mulai (pembangunannya), dalam waktu yang singkat, bisa (selesai),” tegas Wapres.
Meskipun saat ini yang sedang dibangun Huntara, Wapres memastikan bahwa kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan Huntap di lokasi yang sama.
“Jadi nanti dapat dua tempat ya, (hunian) sementara dapet, tambah yang (hunian) tetapnya. Jadi malah dapat dua tempat,” ungkapnya.
Ia pun menambahkan bahwa Huntara yang akan dibangun cukup baik dan layak huni, bahkan nanti Huntapnya juga akan lebih baik.
“Nanti kalau ini buat Huntap, yang Huntaranya buat apa? Ya buat apa saja ya Pak Bupati. (Bisa) buat dapur, jemuran, mau diperluas kamarnya bisa,” ujarnya.
Untuk itu, Wapres mengimbau agar para pengungsi tetap tenang dan bekerja seperti biasa meskipun di tempat sementara.
“Sekarang Bapak Ibu tenang, yang bekerja ya bekerja di tempat sementara. Insya Allah pengungsian sementara (nanti) dapat Huntara, disambung Huntap,” tutur Wapres.
“Insya Allah sedikit bersabar, tidak lama lagi. Lebaran sudah ada di sini. Lebaran sudah menempati tempat (ini),” pungkasnya.