TERAS BERITA.ID – Salah satu kandidat calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya diketahui menggunakan privat jet saat menuju lokasi Muktamar ke-34 NU di Lampung, Senin (20/12/21).
Hal tersebut diketahui lantaran Gus Yahya tertangkap kamera saat baru turun dari pesawat jet pribadi.
Terkait hal itu, Gus Yahya secara terbuka mengakui bahwa orang yang terlihat dalam foto itu memang dirinya.
Ia membenarkan bahwa pergi dari Jakarta ke Lampung dengan menggunakan jet pribadi.
Menurut Gus Yahya dirinya memilih naik jet lantaran sibuk dan tidak bisa mengurus tiket penerbangan reguler ke lokasi Muktamar.
“Itu karena disibukkan oleh banyak urusan sehingga kami telat mengurus tiket dan tidak dapat tiket penerbangan reguler ke Lampung pada hari itu,” ujar Gus Yahya saat konferensi pers di Hotel Novotel Bandar Lampung dilansir dari Tribunlampung, Selasa (21/12/2021)
Lebih lanjut, Gus Yahya menyatakan bahwa kondisi mendesak menjadi alasan untuk pergi lokasi Muktamar dengan menggunakan jet pribadi milik Ketua PBNU bidang Ekonomi bernama Umarsyah.
Salah satu alasan mendesak untuk dirinya harus segera ke lokasi Muktamar yaitu lantaran peserta yang sudah mulai berdatangan sejak Senin (20/12/21).
“Saya harus ketemu mereka,” tutup Gus Yahya.
Adapun jet pribadi yang mengantarkannya ke Lampung merupakan milik Umarsyah yang meminjamkannya kepada Gus Yahya.
Umarsyah diketahui meruoakan Ketua Tim Swasembada Nasional Jagung PBNU.
“Ada yang mau minjemin, masa’ ditolak,” paparnya.
Perlu diketahui, Gus Yahya merupakan satu dari dua kandidat kuat yang akan menjadi Ketua Umum PBNU.
Sebagai informasi, dalam Muktamar Ke-34 NU acara yang paling dinantikan adalah pemilihan ketua umum PBNU.
Ada dua kandidat kuat yang akan dicalonkan menjadi ketua PBNU. Mereka adalah, KH Said Aqil Siradj yang merupakan petahana dan mencalonkan diri ketiga kalinya dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Muhammad Hanifudin, Peneliti Politik Islam dari The Political Literacy menilai gagasan Gus Yahya sebagai calon penantang petahana sangat menarik.
Ia menilai transformasi organisasi yang progresif penting untuk kemajuan NU.
“Di sisi lain, Gus Yahya memiliki kelebihan dalam tataran ide kritis dan progresif untuk kemajuan NU. Tawarannya adalah transformasi konstruksi organisasi,” tambah Hanif.
Sebagai misal, kata Hanif, gagasan Gus Yahya soal menyinergikan struktural NU, mulai dari PCNU, PWNU, dan PBNU jadi gagasan dan kelebihan dia.
Selama ini, kata Gus Yahya yang dikutip Hanif, masing-masing struktur masih belum maksimal bersinergi.
“Jika penguatan dan penataan kelembagaan ini berhasil dilakukan, maka NU akan semakin cepat gerak dan kemajuannya,” ujar Hanif menutup pendapatnya.