TerasBerita.id – Bekasi, Dalam rangka Milad Yayasan Attaqwa yang ke-68. Yayasan Attaqwa menggelar seminar Peran Pemuka Agama dalam Menghadapi Tantangan dan Kerukunan Umat Beragama di Era Modern. Menggali Inspirasi dari Peristiwa Hijrah.
Pimpinan Umum Yayasan Attaqwa, Dr. KH. Irfan Mas’ud, menyampaikan terimakasih kehadiran tokoh dan ulama senior Prof. Dr. Abbas Shouman dan rombongan dalam rangka mendampingi kunjungan Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al Tayyeb, ke Indonesia 8-11 Juli 2024.
Dalam kunjungan Grand Syaikh Al Azhar yang ketiga kali ini, para ulama senior Al-Azhar berbagi pemikiran dan pengalaman, tentang pentingnya menjaga kerukunan umat beragama dalam konteks dan tantangan zaman modern.
Prof. Dr. Abbas Shouman dalam pemaparannya, menilai Indonesia adalah negara patut menjadi inspirasi dan contoh mode,l dalam hal kerukunan hidup antar umat beragama. Meski, sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, bisa hidup berdampingan dengan damai dan harmonis, bersama para pemeluk agama lain, dengan satu tujuan untuk membangun bangsa.
Prof. Abbas yang baru-baru ini diamanahkan Grand Syaikh Al-Azhar sebagai Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) mengaku sangat terkesan saat berkunjung. Sebelumnya, dalam sebuah acara, Ia disambut para tokoh lintas agama Indonesia.
“Koeksistensi semacam ini juga dapat kita tarik akarnya, setelah hijrah Nabi Muhammad SAW ke kota Madinah. Beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, mendamaikan suku Aus dan Khazraj, serta mengikat pemeluk agama lain seperti Yahudi Madinah dalam sebuah perjanjian (mu’ahadah), yang disebut Piagam Madinah. Tanpa memaksa pemeluk agama lain untuk masuk Islam. Semua dapat hidup damai dan harmonis menjadi sebuah masyarakat dan negara madani,” urai Prof. Abbas.
Prof. Abbas Shouman juga turut berbicara tentang banyaknya pelajar Indonesia yang menimba ilmu di Al Azhar. Ini tentu amanat dan tanggung jawab yang tidak ringan bagi Al Azhar. Karena para pelajar asing, seperti ditegaskan Grand Syaikh Prof. Dr. Ahmad Al Tayyeb, adalah titipan dari orang tuanya yang harus dijaga dan diayomi sehingga nanti kembali ke negerinya untuk berkonstribusi membangun umat dan bangsa.
“Pelajar asing di Al Azhar selalu menjadi prioritas utama perhatian Grand Syaikh. Dan pelajar-pelajar Indonesia adalah duta-duta terbaik bangsa dalam hal akhlak dan kesungguhan menurut ilmu,” ungkap Ia.
Di tempat yang sama, Direktur Majelis Hukama Muslimin (MHM) Cabang Indonesia, Dr. Muchlis M. Hanafi menambahkan, penjelasan tentang peran MHM dalam mempromosikan dialog antaragama dan toleransi.
Momentum seruan hidup berdampingan dan damai antar umat beragama, ditandai dengan dideklarasikannya Piagam Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian dan Hidup Berdampingan antara Grand Syaikh Al Azhar dan Paus Fransiskus tahun 2019 di Abu Dhabi Uni Emirat Arab.
“MHM hadir untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan koeksistensi agar umat manusia dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai,” jelas Dr. Muchlis.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat semangat kerukunan umat beragama di Indonesia. Sejalan dengan misi Yayasan Attaqwa dalam menjaga persatuan dan perdamaian serta mendidik masyarakat dan generasi muda yang berakhlak mulia sekaligus berpikiran luas untuk menghadapi tantangan zaman.
Acara diakhiri dengan doa oleh Pimpinan Ponpes Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal Mas’ud, yang menggelorakan harapan untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan kerukunan di tengah perbedaan, demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju, bermartabat dan harmonis dalam bingkai kebhinekaan.
Sekedar informasi, acara ini terselenggara berkat kerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin (MHM), sebuah lembaga internasional yang berdedikasi untuk mempromosikan perdamaian dan kehidupan damai antar umat beragama.
Hadir sebagai pembicara utama Prof. Dr. Abbas Shouman, Sekretaris Jenderal Dewan Ulama Senior Al Azhar dan Dr. KH. Muchlis M. Hanafi, Direktur Majlis Hukama Muslimin Cabang Indonesia.
Seminar diikuti sekitar 400 peserta, terdiri dari guru-guru pondok pesantren Attaqwa Putra-Putri, kepala-kepala madrasah, tokoh organisasi keagamaan, pimpinan majlis taklim dan pemerhati pendidikan.
Acara ini juga menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan antara pendidik di Indonesia dengan tokoh-tokoh pendidikan dari luar negeri, khususnya dari Al Azhar Mesir.