TERASBERITA.ID, JAKARTA – Konsorsium Komunitas PENABULU – STPI menggelar Outlook Tuberkulosis 2023: Tubercolusis (TB) hingga saat ini masih menjadi tantangan untuk segera disikapi. Kasus TB terus meningkat setiap harinya. Oleh karena itu, dukungan lintas sektor dan keterlibatan masyarakat perlu ditingkatkan dan di optimalkan untuk selamatkan Indonesia bebas dari TB, kegiatan diselenggarakan selama 2 hari secara hybrid oleh Komunitas Eliminasi Tuberculosis Penabulu STPI, yang berlokasi di Hotel Wyndham Casablanca Jakarta pada hari Rabu-Kamis (11-12/01/2023).
Pada gelaran hari kedua webinar Outlook Tuberkulosis 2023 di hadiri langsung oleh beberapa narasumber diantaranya : Prof. Dr. R. Budi Haryanto, SKM., M.Kes, M.Sc selaku Head of Research Division of the Research Center for Climate Change University of Indonesia, Amelia Maika, S.Sos., MA. MSc., PhD. selaku Dosen Sosiologi FISIP UGM), dan Fahmi Wibawa selaku Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES).
Menjelang tahun-tahun politik berpotensi menjadi tantangan dalam implementasi eliminasi TBC di Indonesia, Relasi politik dalam penanggulangan TBC telah menjadi Strategi Nasional di Indonesia. Jika terjadi peralihan distribusi kekuasaan dan ekspansi gerakan penemuan kasus aktif jelang tahun politik perlu di tingkatkan termasuk alokasi prioritas kebijakan dan anggaran.
Dalam mendorong penanganan permasalahan kesehatan masyarakat terhubung dengan ranah politik. Kebijakan menjadi bagian penting dalam mengatasi penyakit serta penderitaan yang timbul. “Dengan upaya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang solutif, perlunya membangun kerjasama dalam bergerak pada sistem kesehatan, ekosistem yang sehat tercipta manakala ranah politik lebih berupaya memastikan penyelamatan nyawa, dibandingkan utak-atik kalkulasi nominal”. Ungkap Prof Budi Haryanto
Kerukunan sosial menjadi hal yang penting perhatian dalam pengendalian yang dihasilkan dari pengetahuan dan kesadaran mengenai penyakit TBC diharapkan mampu mendukung eliminasi TBC dalam lapisan masyakat, biasanya dilakukan edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai isu TBC melalui institusi kelembagaan dan ruang-ruang publik lainnya.
“Dengan dukungan parsial yang lebih terstruktur, serta strategi yang kreatif tentu kerjasama menjadi point penting dalam pengawasan proses pengobatan berkelanjutan, kerja-kerja sukarelawan dan kader kesehatan akan lebih optimal tidak hanya dalam menemukan kasus aktif tetapi juga meningkatkan kapasitas personel mereka sebagai garda depan penanggulangan TBC”. Ucap Amelia Maika
“Pada akhirnya, sistem kesehatan erat berkaitan dengan ruang politik. Tidak hanya komitmen politik-political will, juga dibutuhkan tindakan politik -political act yang melindungi seluruh hajat kesehatan seluruh warga negara”. Sebutnya
Oleh karena itu, untuk menciptakan kesehatan masyarakat yang prima maka dibutuhkan berbagai peraturan yang menjadi pedoman bagi petugas kesehatan dan masyarakat luas, sehingga suasana dan lingkungan sehat selalu tercipta. Di samping itu pemerintah harus membuat program yang dapat menjadi stimulus bagi anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat sehat, baik jasmani, rohani, sosial serta memampukan masyarakat hidup produktif secara sosial ekonomi.
FMH