TERASBERITA.ID, BEKASI – Banyak profesi yang dilakoni oleh masyarakat dalam mengais rezeki. Salah satunya, jadi tukang bangunan rumah di kampung dan perumahan.
Mereka biasanya belajar otodidak. Mulai jadi kenek (asisten tukang), hingga menjadi seorang tukang bangunan butuh proses panjang. Kuncinya, mau belajar.
Perhatikan tata cara bangun rumah. Mulai mengukur bangunan yang bakal digarap, bahan material apa yang diperlukan. Semua butuh hitungan matang. Umumnya para tukang di kampung tidak pernah ‘kuliah’ jurusan arsitek. Mereka terbiasa turun langsung ke lapangan.
Hitungan cermat wajib dimiliki tukang. Sebab, salah-salah ukur, bangunan malah tidak pas, bahkan gagal.
Tukang Bangunan di kampung, meski tidak pernah belajar teori, mereka bisa memprediksi kekuatan bangunan tersebut.
Ma’ruf (46), pria asal Kampung pengarengan, Kaliabang, Tengah, Bekasi, bercerita, Ia belajar jadi tukang bangunan secara otodidak. Bahkan, rumah yang ditempatinya sekarang, dibangun sendiri, tanpa bantuan tukang lainnya.
“Ini rumah saya bangun sendiri. Mulai dari masang batu, herbel, tiang besi, sampai ngukur kayu atas rumah, masang jendela, masang pintu, itu sendirian. Paling saat naikin genteng, nyambat tetangga,” cerita Ma’ruf.
Kesalahan demi kesalahan pasti pernah dirasakan, bahkan kesulitan cara mengukur rata tembok, masang kayu pernah dirasakan.
“Namanya masang sendirian. Coba lagi, coba lagi. Yang susah itu dulu ngukurnya, kalau enggak pas, bisa mencong (bengkok),” katanya.
Namun, dirinya tidak patah semangat. Terus belajar dan belajar. Ikut kerja bangunan dengan orang lain. Sering juga diminta renovasi ruangan, masang sumur, benerin apa saja, Ia lakonin. Dan, akhirnya Ma’ruf kini sudah bisa menjadi tukang bangunan.
“Sekarang, alhamdulillah udh bisa. Bikin kusen pintu, bikin ruangan rumah udah bisa. Alhamdulillah bisa jadi profesi,” ucap Ayah tiga cucu ini.
Ia berharap, kedepannya bisa membangun rumah tingkat. Rumah yang nantinya dipakai untuk istirahat bersama sang isteri. Sebab, anak-anaknya kini sudah besar dan berkeluarga.
“Pengen ningkat rumah. Ya, buat istirahat. Dan buat jaga-jaga kalau nanti musim banjir,” kata Ma’ruf sambil tersenyum.
(D.Rosyadi/drs)