TERASBERITA.ID, BEKASI – Ponpes Attaqwa Putra Bekasi menggelar kegiatan senam massal dan penyuluhan kesehatan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 2022, di Plaza Masjid Jami’ Attaqwa Ujungharapan Bahagia Babelan, Ahad 20 November 2022.
Senam massal dimulai pukul 6 pagi dan diikuti oleh ribuan santri salah satu pesantren tertua di Bekasi tersebut. Dengan ritme musik yang enerjik, instruktur senam Ust. Faisal Amir membangkitkan semangat pagi seluruh santri.
Adapun penyuluhan kesehatan diiisi kolaborasi dr. Lili Masliyah, MARS dan dr. Hj. Ai Siti Zakiyah dengan tema PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta waspada NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) .
Penanggung jawab Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren), Ust. Bahrul Ulum, mengungkapkan bahwa acara penyuluhan semacam ini diselenggarakan setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran kesehatan para santri.
“Pada tahun 2022 ini penyuluhan kesehatan diselenggarakan sekaligus memperingati Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Nopember setiap tahun,” ujar Bahrul Ulum.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal, menekankan pentingnya nikmat kesehatan.
“Nabi saw. telah mengingatkan ummatnya bahwa ada dua nikmat yang sering dilupakan, yaitu kesehatan dan waktu luang,” kata KH. Husnul Amal.
Kyai alumni Maroko tersebut juga menambahkan bahwa Nabi saw. berpesan agar pandai menjaga 5 hal sebelum datang 5 hal. Salah satunya adalah menjaga dan menanfaatkan nikmat sehat sebelum datang sakit,” tambahnya.
Dalam paparan penyuluhan kesehatan, dr. Lili menyoroti khusus tentang tema NAPZA. Sehingga para santri paham tentang jenis obat terlarang bagian dari narkoba.
“Mengapa para santri harus waspadai NAPZA? Karena sumber BNN menyebut dari 3.8 juta pengguna NAPZA di Indonesia saat ini 4.7 persennya adalah usia pelajar/mahasiswa,” ucap dr. Lili Masliyah.
Dokter lulusan Univ. Muhammadiyah Yogyakarta ini menjelaskan bahaya NAPZA yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh terutama otak hingga bisa merubah perilaku pemakainya menjadi tidak normal.
“Oleh sebab dapat merusak fungsi otak, maka data perkara pidana umum tahun 2019 saja menunjukkan bahwa dari 10 besar data perkara pidana, tindak pidana akibat narkotika berada di urutan pertama dengan prosentase mencapai 32 persen,” sambung dr. Lili.
Adapun dr. Ai membahas dengan detail bagaimana agar para santri dapat menyadari betul tentang pentingnya berperilaku hidup sehat, baik diri dan lingkungan di asrama maupun sekolah.
Lebih jauh dokter lulusan Univ. Tri Sakti ini juga membahas beberapa penyakit yang sering terjadi di lingkungan pesantren serta antisipasi dan cara penanganannya, seperti Scabies, DBD, Diare, TBC dan Covid-19.
Selesai penyuluhan dr. Ai juga menyempatkan meninjau fasilitas kesehatan pesantren dan memberikan masukan kepada para stake holder kantin pesantren untuk ikut berkontribusi meningkatkan kesehatan santri dengan menjaga kebersihan makanan yang disajikan juga memperbanyak unsur sayuran dan memperhatikan gizinya.
(drs)