Perkenalan Sultan dan Ree berlanjut hingga detik ini. Awalnya Sultan yang agak sedikit ‘nakal’ kepada Ree, kini mulai berubah menjadi santun dan sedikit penurut.
‘Dunia persilatan digdong’ dibikin heboh oleh Pria bertubuh tambun, berkulit sawo matang tersebut. Dengan bahasa polos, ceplas ceplos dan agak sedikit kepo. Sultan saat tengah malam jelang pergantian start, menyapa Ree sedang asyik santai sambil mendengarkan lagu-lagu Mely Goeslaw, sesekali lagu pop jawa.
‘Naik dong Ree. Naik,” tulis Sultan kepada Ree.
Malam itu, Sultan hadir bertopi, berkaus biru dongker, Ia secara mendadak, tanpa salam dan tanpa basa basi, langsung menyapa perempuan berparas ayu yang sering mengenakan topi, berambut panjang, pakai kaus casual. Tomboy tapi manis.
“Ree, malam ini aku mau jujur, tapi aku takut Ree,” bisik Sultan lewat tatap muka jarak jauh (virtual).
“Ngomong ajah Sultan. Ngomong…,” sahut Ree di balik bangku berwarna hitam bergambar topeng satria biru.
“Iya Sultan gak berani Ree. Malu, harus mulai ngomong dari mana. Sultan nyanyi dulu Ree, biar gak gerogi,” jawab Sultan dengan wajah kikuk.
“Ok. Nyanyi lagu Indonesia Raya aja Tan,” pinta Ree.
“Iya, iya, Iya Ree,” angguk Sultan tanpa protes panjang lebar.
Detik berganti menit, menit demi menit terlewati, akhirnya Sultan tuntas ‘khatam’ menyanyikan lagu Indonesia Raya, meski bebeberapa kosa-kata sedikit kepleset.
Hampir sejam, lobi-lobi Sultan kepada Ree berlangsung alot. Deretan listing lagu terpaksa ditunda. Ini demi Sultan.
“Ree, Sultan mau katakan cinta,” ujar Sultan dengan nada gugup.
“Apa Sultan. Mau ngapain?,” jawab Ree dengan santai.
“Mau bilang sayang, bilang cinta ke kamu Ree,” tegas Sultan.
Dalam hati Ree berkata, hanya ungkapan sayang dan cinta enggak bikin kenyang Sultan. Lagu lama kaset baru ini modusnya si Sultan.
“yudah ngomong ajah,” jawab singkat Perempuan asal Betawi itu.
“Hmm.. sebelumnya Sultan mau cerita dulu ya Ree. Sultan begini, begitu dan seterusnya,” cerita Sultan tanpa titik dan koma.
“Intinya apa Sultaaan. Mau nyatakan cinta, apa mau berbagi cerita nih,” kesal Ree sambil makan ciki.
“Ohya, Ree. Sultan orang bodoh, Sultan bukan orang kantoran, sultan belum mahir baca Alquran. Jadi sebelumnya Sultan minta maaf ya Ree. Maafin ya Ree,” Ucap Pria asal Sumatera tersebut.
“Maaf untuk apa Sultan?,” tanya Ree.
“Itu Ree, sultan malu. Tapi sultan rindu, sama kamu Ree. Sultan pengen anu….,” bisik Sultan.
“Pengen apa?,” tanya Ree dengan nada tegas.
“Gak jadi dah. Sultan mau berubah Ree. Sultan janji. Sultan bakal pensiun main digdong 5 jari,” ucapnya dengan nada ragu.
“Beneran Sultan, janji. Ah masa sih,” kata Ree sambil memalingkan wajah Sultan menghadap tembok.
“Insyaallah Ree. Suwer, Sultan janji,” timpal Sultan.
“Jadi enggak mau ngungkapin cintanya,” tanya Ree.
“Oh, jadi dong, tapi gimana ya kata-katanya,” jawab Sultan sambil mengerutkan kening.
“Hmm… ngomong aja sebisa kamu Sultan,” kata Ree.
“Ree, kamu itu cantik, kamu itu manis, kamu itu baik, kamu itu penyayang, kamu itu bijak, kamu itu tidak pilih kasih. Mau ga berteman dengan Sultan?,” Ucap Sultan dengan nada sekenanya.
“Kan kita memang sudah berteman Sultan. Jadi begitu cara menyatakan cinta?,” senyum kecut Ree saat mendengar kata-kata Sultan yang tidak tepat makna.
“Yudah, Sultan ulangi lagi ya. Begini Ree, #@##$@#$####@##@@#@@###@##?!?.” kata Sultan dengan bahasa panjang lebar. Saking panjangnya, jadi malas diketik.
“Oh.. gituh. Hmmm….,” jawab Ree tanpa bilang, Yes or No.
“Jawabannya kutunggu ya Ree. Kapan-kapan ajah boleh. Eh, tapi kalau bisa besok malam aj dah,” tawar Sultan kepada Ree.
“Ya, udah aku bobo dulu Tan,” tutup Ree.
Malam berganti pagi, pagi menghilang, berganti siang dan Sultan datang. Di balik kaca layar handphone, Sultan menyapa Ree.
“Udah makan siang Ree. Jangan telat makan nanti sakit, minum obat biar sehat. Kalau kamu sakit siapa yang khawatir?. Kamu enggak nanya aku udah makan Ree?,” cecar Sultan bertanya tanpa ampun kepada Ree.
“Hai Sultan. Baru bangun tidur kamu?,” sapa Ree.
“Oh, enggak Ree. Abis salat Zuhur 4 rakaat,” jawab sigap Sultan sambil mengusap rambut kepalanya.
“Pantes wajah kamu lebih terang,” kata Ree.
“Hehe.. yah, Sultan pengen berubah Ree. Ini karena kamu, bikin Sultan sadar, bahwa olah raga 5 jari itu kurang baik untuk pikiran dan kesehatan dengkul kaki,” kata Sultan sambil senyum tipis.
“Hmm.. terus,” jawab Ree singkat.
“Ya, sultan sudah ikhlas Ree. Apapun jawaban kamu nanti, Sultan lapang dada. Sultan berusaha, Tuhan yang menentukan. Intinya Sultan sekarang mulai dekat kepada Tuhan. Sultan mau belajar iqro, ngaji lagi,” tutur Sultan dengan nada sendu dan optimis 45.
“oh, bagus kalau gitu Sultan,”kata Ree.
“Tapi Ree, ntr malam dijawab ya. Sultan pengen dengar jawabannya,” pinta Sultan, meski dirinya sudah tahu jawaban dari Ree lewat mimpi.
“Iya, InsyaAllah kalau nanti aku ada waktu,” tutup Ree dengan nada datar sambil mematikan telepon genggam.
(Bersambung…..)
(drs)