TERASBERITA.ID, BEKASI, MIMBAR JUMAT – Jika hidup kita tidak tentram, kegelisahan menyapa, bahagia menjauhi, was was hadir semua disebabkan karna hidup kita telah terbolak balik. Mementingkan yang remeh dan meremehkan yang penting
Kita tahu al Qur’an, hadits adalah petunjuk kebahagian, HP adalah hiburan. Namun seringkali “maen” hp jauh kita cintai ketimbang pengajian (belajar Qur’an, hadist dan ilmu agama). Hidup terbolak balik
Kita tahu -seharusnya- bertambahnya ilmu, bertambah sikap tawadhu’, namun ada yang belajar mencari ilmu hanya ingin disebut “ana khoirun minhu” (saya lebih baik darinya). Bertambah ilmu tidak tambah tawadhu’ (sombong). Hidup terbolak balik
Kita diajarkan bahwa ulama adalah ahli waris para nabi menjadikannya sebagai panutan dan ikutan, kita juga tahu bahwasanya banyak selebriti (penghibur) sering melenakan. Namun kita lebih gandrung kepada artis dari pada ulama dan guru. Tuntunan menjadi tontanan; Tontonan jadi tuntunan. Hidup terbolak balik
Kita diajarkan untuk saling menjaga dan menjauhi pergunjingan -jika benar gunjingannya disebut ghibah, jika salah gunjingannya disebut fitnah-, namun saat ini semua masalah, aib saudara dan konflik terhadap teman disebar dan dijadikan bahan untuk curhatan di media sosial. Sesuatu yang dijaga malah diumbar dengan bangga. Hidup terbolak balik
Kita diajarkan menebar senyum, bertukar perhatian (saling sapa dan saling doa) adalah “kunci” kehangatan dan keakraban dalam setiap pertemuan. Namun saat ini, pertemuan hanya formalitas, semuanya asyik bercengkrama dengan hp nya, kehangatan hilang semua tenggelam dengan “dunia” hp di tangan. Hidup terbolak balik
Mari kita pentingkan yang penting, dan kesampingkan yang tidak penting; rajin dan aktif ikut pengajian dan kajian; memperbaiki akhlak dalam pergaulan; meluruskan niat dan tujuan; saling menasihati dalam kebenaran, berhenti mengupas “aurat” aib saudara; menjaga silaturahmi antar sesama. Insya Allah keberkahan dan kebahagiaan akan kita temui karna kita mendahulukan yang seharusnya didahulukan dan membelakangkan yang seharusnya di belakang.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayah Nya kepada kita semua. Aamiin.
Penulis: Mirwan Nijan, M.Pd (Motivator Islami dan Pengajar Ponpes Attaqwa Bekasi).