TERAS BERITA.ID, BEKASI – Tahun ini ada yang berbeda dari tahun sebelumnya, ribuan santri Pesantren Attaqwa Putra berbaris tertib dan rapih disepanjang jalan Desa Bahagia, Ujung Harapan, Bekasi. Mereka serentak menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1433 Hijriyah.
Acara yang biasa disebut tarhib ramadan ini berlangsung pada Kamis (31/3/22). Pawai dimulai dari pelataran Masjid Jami’ Attaqwa.
Para santri muda berpakaian rapih, berpeci haji, berpakaian kokoh dan berkain sarung sambil memegang kertas karton bertuliskan tarhib ramadan.
Pimpinan Ponpes Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal Mas’ud turun langsung ikut dalam perhelatan tarhib tersebut, terlihat didampingi KH. Iman Fadlurrohman putra dari Almagfurlah Abuya KH. Nurul Anwar Bin Kyai Noer Ali.
KH. Husnul menceritakan betapa pentingnya meramaikan syiar Islam dengan menggelar tarhib ramadan. Menurutnya hal ini merupakan momen berharga dari dahulu menjadi perhatian khusus pendiri Ponpes Attaqwa dan juga Pahlawan Nasional Bekasi yakni Almaghfurlah KH. Noer Ali.
“Dengan menyambut momentum-momentum penting ini, secara semarak kita menunjukkan kekuatan, persatuan dan semangat umat Islam,” ujar KH. Husnul Amal yang juga lulusan Ilmu Hadits di salah satu Universitas Maroko tersebut.
Sekedar informasi, secara umum tarhib ramadan ialah tradisi menyambut bulan puasa ramadan.
Mengutip sejumlah sumber, tarhib berasal dari bahasa Arab ra-hi-ba, yarhabu, rahbun, berarti luas dan lebar.
Kemudian berubah menjadi fi’il rahhaba, yurahhibu, tarhiban. Kata itu sendiri memiliki arti yakni menyambut, menerima.
Ada beberapa tradisi yang dikenal luas dalam menyambut bulan ramadan. Di Indonesia, tradisi yang paling terkenal menyambut bulan bamadan adalah padusan dan nyadran.
Selain itu, banyak juga cara tradisi menyambut bulan ramadan di berbagai negara di belahan dunia, terutama negara-negara dengan jumlah umat muslim mayoritas, salah satunya di pondok pesantren Attaqwa Putra, Bekasi, para santri beramai-ramai, berbondong-bondong kompak gelar pawai keliling.
Acara tarhib ramadan mengeliling Desa Bahagia inibdiikuti sekitar 1500 santri Attaqwa Putra.
Meski diguyur hujan rintik-rintik, ribuan santri tetap bersemangat hingga tuntas. Etos pantang menyerah ini sesuai dengan Mars Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) dan leadership Almagfurlah Kyai Noer Ali sang pioner Pesantren Attaqwa, Bekasi.
Santri-santri itu terlihat membawa berbagai poster ucapan selamat ramadan, diiringi irama lagu religi dibawakan oleh pasukan penabuh Drum Band.
Pada hari yang sama, beberapa kegiatan tarhib juga diselenggarakan secara terpisah oleh elemen masyarakat lingkungan Yayasan Attaqwa, diantaranya, Fun Walk Syar’i santriwati Ponpes Attaqwa Putri, pawai Ikatan Remaja Attaqwa (IKRA) dan tarhib Rramadhn oleh jamaah pengajian se-Dewan Masjid Attaqwa (DMA).
Mengenangkan nasib perjuangan, sebangsa dan setanah air.
Ku, rela meninggalkan kemewahan, aku maju terus menyerbu.
Jangan kembali pulang PPA. Walau tak akan menang, walau mayat terhampar di medan perang, itu lah PPA berjuang.
Tinggalah ayah, tinggalah ibu, relakan aku pergi berjuang, di bawah naungan bulan bintang, sampai agama Islam cermelang.(Mars PPA).